Di suatu hari kemarin, kemarinnya lagi, DQ mengirimkan beberapa video dan foto lewat pesan singkat di Whatsapp. Dia mengajak saya untuk bermain sepeda kargo untuk mengangkut muatan di belakang.
Menarik.
Menarik ide dan kontruksi sepeda roda tiga itu. Bila ada rezeki di waktu dekat, saya akan coba pasangkan hub BLDC 48V di roda depan.
Mengapa di depan? Karena, menurut saya, itu adalah cara yang termudah, bila dibandingkan dengan memasang dinamo untuk menggerakkan roda belakang. Mengganti poros roda depan dengan poros (hub) sekaligus dinamo ‘hanya’ membutuhkan proses memasang jari-jari roda di antara poros dan velg. Sedangkan untuk pemasangan dinamo untuk roda belakang, dibutuhkan konstruksi tambahan pada rangka sebagai pemegang hub BLDC yang gir outputnya kemudian di sambungkan ke gir roda dan/atau pedal. Bila sebuah hub-drive dipasangkan pada satu di antara dua roda belakang, maka ada kecenderungan roda kanan atau kiri, di mana hub-drive’ itu dipasang itu, akan melaju tidak bersamaan dengan roda di sebelahnya – akan ada gerakan aneh pada saat mengendarai sepeda itu nantinya. Bila dinamo ‘mid-drive‘ yang digunakan, dibutuhkan pula kontruksi tambahan pada rangka sepeda untuk memegang dinamo itu.
Konstruksi dua roda belakang masih perlu sedikit dimodifikasi. Posisi yang sedikit dimundurkan, mungkin 20 centimeter, merapihkan pengunci velg pada as, dan memutar sedikit rangka pengikat as kanan dan kiri.
Leave a Reply