2001_Maret_Edisi 122_Peduli:
salt dough: mainan dari garam
Rohman Yuliawan
Dari penyedap dimeja dapur, kini garam kembali banyak disuka sebagai bahan mainan anak-anak yang aman, praktis dan menarik. Salt Dough atau adonan garam adalah adonan yang terbuat dari campuran garam, tepung, dan air yang kemudian dibentuk menjadi beraneka sosok boneka kecil nan lucu atau ragam hiasan yang mempesona. Untuk membuat mainan ini ternyata caranya cukup mudah. Anda tinggal menguli adonan tersebut di atas secara merata, kemudian buatlah bentuk yang anda inginkan, semisal boneka salju, bebek, atau tukang sihir, yang dapat anda contoh dari buku. Untuk meperkuatnya, anda bisa memanfaatkan kertas timah sebagai kerangka boneka. Bisa juga menambahkan warna yang anda suka dengan mencampurkannya dalam adonan. Lagkah berikutnya adalah memanaskan adonan yang telah dibentuk, bisa dengan panas matahari atau lebh baik lagi dengan oven, dan simsalabim!, anak anda akan mendapatkan mainan yang murah namun bakal menyita perhatiannya.
Tradisi membuat aneka bentuk boneka dengan adonan memiliki akar sejarah yang lumayan panjang. Bangsa Inca di abad ke-12 Masehi telah membuat boneka dari tepung roti sebagai persembahan bagi para dewa mereka atau untuk dikuburkan bersama mayat sanak-saudara mereka sebagai “makanan bekal” untuk perjalanan arwah si mati menuju surga. Pada abad ke-15, adonan jahe yang dibentuk menjadi orang-orangan adalah boneka adonan pertama yang dimaksudkan sebagai mainan anak-anak. Baru pada abad ke-19, garam digunakan sebagai bahan pembuat boneka, yaitu ketika orang-orang miskin di Jerman membuat orang-orangan penghias pohon natal dari adonan garam, yang sebelumnya dimaksudkan agar hiasan tersbut aman dari gangguan tikus dan serangga. Sejak itulah mainan adonan garam mulai banyak disukai.
Salt dough perlahan menjadi tradisi di Jerman dan semakin meluas ke seluruh eropa. Di Italia banyak seniman yang secara khusus membuat karya seni dari salt dough dan mengundang banyak pedagang untuk mengambil barang tersebut langsung di Italia dan kemudian dijual lagi di negaranya. Ketika pecah perang dunia I, tradisi tersebut sempat mandeg akibat adanya kekurangan pasokan garam dunia. Namun dua puluh tahun lalu tradisi ini digali kembali dan segera menjadi komoditas kerajinan yang cukup potensial di Jerman. Sebagai hobi, salt dough tak mengenal batas usia; tua, muda, maupun anak-anak rela berlepotan adonan tepung garam mencipta mainan penadah imajinasi ini.
Leave a Reply