Bulan Oktober 2015 adalah bulan tertib administrasi di Kawasan Karet Tengsin. Pihak Kecamatan Tanah Abang mengadakan pemutihan untuk pembuatan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan kartu-kartu catatan sipil lainnya. Para pengemudi bemo Trayek Karet pun tidak ingin ketinggalan. Berlembar berkas digandakan, dicatat, dan dikumpulkan. Tiga belas dari empat belas pengemudi bemo sudah siap memegang Kartu BPJS.
Walau bemo-bemo mereka tidak bersurat, tidak tertip secara administratif, karena adanya pelarangan sejak 1996, tidak berarti para pengemudinya ‘gelap’.
Warjo, biasa dipanggil Pak Pardjo, lahir di Pemalang, 30 September 1965. Menghidupi istri, Kusdiningsih, 47 tahun dan empat orang anak, tiga perempuan dan satu laki-laki nya dengan mengemudikan bemo sejak 2000. Anak mereka: Afi Wardiyani, 28 tahun; Agnes Aggriani, 24 tahun; Ajeng Putriani, 18 tahun; dan yang terakhir Adimas Setiawan, 16 tahun telah didaftarkan BPJS. Pak Pardjo pulang ke anak istrinya di Sarwodadi, Comal, Pemalang setiap kali menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Ini Mawardi, akrab disapa Pak Wardi, kelahiran, Pekalongan, 01 Januari 1965. Pendidikan terakhir yang diikutinya adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Mulai mengemudikan bemo di Trayek Stasiun Karet – Sudirman sejak 2000. Suami dari Liswartiningsih, 41 tahun dan ayah dari seorang putri: Novita Dwi Miriskila, 17 tahun, dua orang putra: M. Ardiansyah, 21 tahun, dan Diqta Habibi Ilyas yang saat ini masih berusia dua tahun. Pak Wardi sering pulang kampung di Sarwodadi, Comal, Pemalang, paling tidak setiap bulan.
Pak Sahidi kelahiran Lebak, 05 Oktober 1961. Istri Pak Sahidi meninggal dunia beberapa tahun silam meninggalkan satu orang putra bernama Harun, 26 tahun, yang saat ini tinggal di Lebak-Banten. Pak Sahidi mulai mengemudikan bemo di Trayek Stasiun Karet – Sudirman sejak 1970. Kini beliau tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat.
Muhammad, atau Pak Mamad kelahiran Somang, 13 September 1964. Pendidikan terakhir SD/Sederajat. Saat ini tinggal di Karet Pasar Baru Barat Tanah Abang, Jakarta Pusat bersama istrinya Komariah, 47 tahun, dan tiga putrinya: Hariyanti, 33 tahun; Aprilita, 26 tahun, dan Diah Pitaloka, 17 tahun. Pak Mamad mulai mengemudikan bemo di Trayek Stasiun Karet – Sudirman sejak 2007.
Nano Raswono, bisa dipanggil Pak Nano, 46 tahun, lahir di Jakarta, 21 Mei 1969. Istri Pak Nano bernama Saerah anaknya seorang putra Nurdiansyah, 22 tahun. Istri dan anak tinggal di Banten, ementara Pak Nano tinggal di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mulai mengemudikan bemo di trayek stasiun Karet – Sudirman sejak 1987.
Mahmud Kamal, bisa dipanggil Pak Mahmud, 59 tahun, kelahiran Bandung, 22 Agustus 1956 tinggal di Jl. Ori III Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat seorang diri. Anak dan istri Pak Mahmud tinggal di kampung. Mulai mengemudikan bemo di Trayek Stasiun Karet – Sudirman sejak 1970. Beliau pulang ke sanak dan istri di Bandung, Jawa Barat setiap bulan.
Pak Sutino, biasa dipanggil Pak Kinong, 55 tahun. Kelahiran Jakarta, 5 Desember 1960. Pendidikan terakhir Sekolah Rakyat Solo. Tinggal bersama istrinya Dian Apriyani, 48 tahun, dan seorang putra Satrio, dua tahun di Karet Pasar Baru Barat II, RT/RW : 001/002, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mengemudikan bemo di Trayek Stasiun Karet – Sudirman sejak 1980.
Pak Kanta lahir Subang, 5 Desember 1960. Pendidikan terakhi SD/sederajat. Tinggal di Dukuh pinggir V Tanah Abang, Jakarta Pusat bersama istri, Rosdah 48 tahun. Pak Kanta mempunyai empat orang putri: Sukaesih, 32 tahun; Reni Supriyani, 30 tahun; Juliani, 25 tahun; dan Novi Rosmalia, 23 tahun. Beliau mengemudikan bemo sejak 1980.
Pak Dayanu, 41 tahun, lahir di Pemalang, 12 April 1974. Pak Dayanu sudah lama bercerai dari istrinya. Anak beliau, Ita Jayanti, 22 tahun, dan Rudi Hartono, 14 tahun, tinggal di rumah orang tua beliau di Cilacap, Jawa Tengah. Mengemudikan bemo sejak 2000. Setiap beberapa bulan, beliau pulang ke kampungnya, Cilacap.
Daurip, biasa dipanggil Pak Urip, 55 tahun. Lahir di Pekalongan, 28 Januari 1960. Pendidikan terakhir Pak Urip SLTP/sederajat. Domisili beliau di Palsigunung Tugu Cimanggis, Depok bersama istrinya, Kotijah dan tiga orang anaknya: Abdul Rochim, 28 tahun; Saiful Anwar, 26 Tahun; dan Sofian Muhammad S., 18 tahun. Mengemudikan bemo sejak 1992 dan pulang ke sanak dan istri di Depok-Jawa Barat setiap minggu.
Djahari atau akrab dipanggil Pak Ari, 57 tahun. Lahir Jakarta, 06 Juni 1958. Mengemudikan bemo sejak 1968. Beliau pulang ke sanak dan istri di Bogor, Jawa Barat setiap akhir minggu. Karsinah adalah nama isrti Pak Ari, Arip Ikhwanu, 34 tahun putra pertama, yang kedua Ikhmah Kurniasih, 25 tahun, dan yang terakhir Fajar Djarkasih, 12 tahun.
Pak Ansori, 63 tahun. Kelahiran Tegal, 25 Agustus 1952 Bapak dengan istri Sri Mulyati dan lima orang anak. Tuti Asoh 40 tahun; Rei Melati 38 tahun, Sofwan 36 tahun, Fatmawati 34 tahun, dan Nizar Fadli 31 tahun. Pendidikan terkhir Pak Ansori SD/sederajat. Mengemudikan bemo sejak 1977. Beliau tinggal di Karet Pasar Baru Barat I, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan pulang ke anak, istri di Tegal, Jawa Tengah setiap beberapa bulan sekali.
Leave a Reply