Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1999_Agustus_Edisi 103_selip:
kedip-KEDIP an! Cari jodoh lewat radio …

Tia (32) bukan nama sebenarnya, seorang sekretaris di sebuah perusahaan swasta, baru saja masuk ke studio SPFM, sebuah radio yang bermarkas di Jl. Kalibata, Cawang III, Jakarta Timur. Tia ternyata ingin mengikuti acara”Kedip-Kedipan” perjodohan interaktif antara peserta yang berada di studio dan peminat yang mendengarkan. Dengan cara ini, ia berharap  memperoleh kenalan yang cocok. Ketika ciri-ciri dirinya dan kriteria pasangan yang didambakannya diudarakan oleh pemandu acara, langsung saja seorang peminat mengontaknya lewat telepon Gayung bersambut karena ciri-ciri pemuda di seberang ternyata sesuai dengan kriteria Tia, baik dari segi usia, pendidikan, agama, suku, status, tinggi, berat badan serta jenis pekerjaan. Tak lama kemudian terjadilah tawar menawar untuk membuat janji dan akhirnya disepakati pukul 14.00 siang di satu tempat di hari Minggu. Legakah Tia? “Takut”, ungkapnya saat [aikon!] mengajaknya ngobrol sejenak. “Gimana yyah? Saya tidak tahu orang macam apa yang akan ketemu saya besok. Tapi ini pertaruhan sekaligus ujian pertama buat dia, apakah dia benar-benar jujur”, ujarnya dengan optimis.

Inilah secuplik kesan yang dialami peserta acara Kedip-kedipan. Ada yang masih malu-malu saat calon pasangannya bertanya macam-macam. Ada pula yang dengan tenang menjawab pertanyaan, malah balik bertanya. Menurut Yudi Kasa, Direktur program di SPFM, acara Kedip-kedipan memang merupakan rangsangan bagi yang putus asa dalam mencari jodoh. Oleh karena disiarkan secara langsung, peserta tidak perlu lagi menunggu pasangannya seperti jika mereka “berpromosi” lewat kontak jodoh di media cetak, “Tahun 1997-1998, karena peminatnya membanjir, acara ini pernah diadakan setiap hari. Tapi kini hanya tiap malam Minggu pk. 20.00-22.00 WIB”, tambah Yudi. Caranya sangat sederhana isi formulir berikut KTP, ijazah terakhir, akte cerai (bagi duda/janda), pas foto, dan membayar administrasi sebesar Rp. 5000,-. Pendaftaran ini berlaku hingga mereka menemukan jodohnya, artinya peserta yang belum mendapat pasangan boleh mengudara lagi. Sedangkan bagi peminat lewat telepon, meskipun mereka telah berjanji lewat radio, tanggung jawab pengasuh tidak lepas begitu saja. Pengasuh tetap mengakurasi identitas peminat, dengan kata lain pengasuh tidak akan mempertemukan peserta dengan peminat yang tidak jelas. Sejak ditayangkan tahun 1994, anggota Kedip-Kedipan berjumlah lebih dari 5.000 orang. Sembilan puluh persen (90%) diantaranya kaum hawa. Tak jelas, sudah berapa diantara mereka yang mendapatkan jodohnya.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *