1999_Agustus_Edisi 103_selip:
Jodoh
“Apa lagi sih yang dicari? Sekolah sudah selesai, sudah punya penghasilan tetap-kok yah nggak mulai cari jodoh.” Begitulah ungkapan yang seringkali dilontarkan tokoh orang tua dalam sinetron-sinetron Indonesia. Hal ini merefleksikan sebuah pandangan, bahwa mencari jodoh masih menjadi tahap penting dalam siklus kehidupan manusia. Dikatakan penting, karena secara fisik, pada diri manusia terdapat proses kimiawi yang membangkitkan rasa saling tertarik. Para ilmuwan masa kini mengatakan bahwa perjodohan merupakan kontak kimiawi, melalui bau yang dikeluarkan maupun syaraf-syaraf di bagian otak. Namun jauh sebelum adanya penemuan ini, setiap masyarakat telah menyadari kebutuhan untuk berpasang-pasangan, sehingga terdapat perangkat norma yang akan mengatur perihal perjodohan. Bentuknya bisa serupa legenda, mitos, tata cara pilih jodoh, dan juga terdapat peran mak comblang yang bertugas mempermulus proses perjodohan.
Saat ini, ketika peran tradisi sudah semakin pudar, maka mekanisme perjodohan diganti oleh agen perjodohan seperti YASCO, atau rubrik jodoh yang ada di berbagai media cetak: di radio, misalnya radio SPFM yang sejak tahun 1994 telah mengadakan acara perjodohan interaktif bertajuk “Kedip-Kedipan”: atau lewat internet yang mampu menembus batas bangsa. Tentunya jasa semacam ini mempermudah para lajang yang karena begitu sibuknya di kantor, tak punya kesempatan bergaul yang lebih luas. Adanya masyarakat mengakibatkan masih terjadinya kegelisahan bagi orang yang dianggap terlambat menikah. Jika ditanya “mengapa belum menikah?” maka kebanyakan menjawab ‘belum ketemu jodoh,” artinya mereka masih menanti calon pasangan hidup. Tidak seperti di negeri barat yang tak lagi mempersoalkan nikah atau tidak nikah, maka disini hanya sedikit orang yang punya keberanian untuk memutuskan tidak ingin menikah atau menyelesaikan masa penantian jodohnya. Kalaupun ada, mereka adalah segelinitr orang yang memutuskan hidup selibat dan mencurahkan dirinya untuk pengolahan spriritual. Perjodohan, baik itu dicari, ditemukan secara tidak sengaja ataupun dihindari, tetap meninggalkan sensasi unik yang akan selalu dikenang seseorang dalam hidupnya.
Leave a Reply