1995_pemula Juli_Edisi 024_seni:
Yang tersisa dari eksposisi 6 pelukis Jakarta
Ada sebuah lukisan yang terdiri dari “garis nyata” dan “garis tidak nyata” (imajiner), Keduanya memiliki perbedaan daya tanggap. Yang pertama jelas dengan menggunakan indra mata. Sedangkan yang kedua hanya dengan menggunakan perasaan saja dapat dilihat. Tetapi kalau suatu garis tidak nyata dinyatakan sehingga indra mata dapat melihatnya, maka hal itu tidak jarang menjadi buah bibir banyak orang entah dalam keseringan atau main-main entah mencemooh atau simpatik, baik dengan cara terbuka maupun tertutup. Seperti ketika kata dengan cara terbuka maupun tertutup . Seperti ketika kata “terpilih” menampakkan dirinya dari balik esensinya. Sehingga berbunyi “eksposisi dari 6 pelukis Jakarta” dan bukan” pameran lukisan pelukis Jakarta (terpilih)” seperti yang tertulis
Dalam kalender acara spanduk dan poster TIM.
Tetapi sebenarnya kalau kita menyadari dan penepi kita cukup bagus untuk itu maka disadari atau tidak kalau kita suatu kali diundang untuk ikut serta berpameran secara bersama, maka hal itu dapat berarti bahwa kita telah terpilih dari beberapa pelukis yang tidak diundang. Hanya saja kata “terpilih” di sini tidak menampakkan dirinya dan keluar dari batas-batasnya. Dia tetap mengada secara imajiner. Untuk itu kita tidak perlu terpenjara oleh kata-kata dan ucapan. Dan teman-teman pelukis yang ikut serta dalam eksposisi itu tentunya tidak over acting dengn akta “terpilih:” dan menjadi berbangga karenanya. Oleh karena berbangga dan merupakan salah satu hal yang dapat mematahkan sayap-sayap jiwa untuk dapat terbang lebih tinggi lagi. Walaupun di lain hal tidak dipungkiri betapa tidak dapat dilaksanakannya satu atau dua acara yang seharusnya ada dalam melengkapi eksposisi lukisan itu. Tetapi itulah buah dari suatu eksposisi persiapan operasionalnya sangatlah tepat waktunya, sehingga tidak mustahil banyak yang alpa untuk dapat dinyatakan di mana seharusnya nyata seperti undangan yang tidak ada, acara pembukaan tidak dijalankan, begitu juga dengan rencana diskusinya.
Karena mengingat itu semua kini kembali ke dalam sikap, seperti dari tanah kembali ke tanah, maka sikap kita di dalam hal ini bahwa apapun yang berasal dari menyatakan di satu dikembalikan lagi ke masyarakat. Dan syarat Alhamdulillah bahwa eksposisi itu tidak kurang dari 1500 orang rela mengunjunginya. Tanpa harus perlunya menghadapi seorang keritikan dan penjabat datang. Sebab yang menentukan harkat dan martabat seorang bukan siapa dan apa yang menghampiri kita, tetapi apa yang dapat kita beriakan kepada orang lain, sebab itu juga merupakan nilai ketakwaan kita kepada Allah.
Dan sebagai catatan di sini bahwa kepada semua pihak terutama kepada Cipta TIM, the color workshop dan AIKON yang turut serta membantu terlaksananya Eksposisi dari 6 pelukis Jakarta yang telah berlangsung dari tanggal 5 hingga 19 Juni di Galeri Cipta III beberapa waktu lalu, maka kami haturkan teriam kasih. Sebab bagaimanapun apa yang diberikan orang lain kepada kita maka biarlah kami mencatatnya di atas buku, tetapi sebaliknya apapun yang telah kami berikan kepada orang lain maka biarlah kami mencatatnya di atas air.
- Prisadi
Cilandak, 27 Juni 1995
Leave a Reply