2002_Maret_Edisi 132_Lintas:
Susah-susah Gampang: Regenerasi Pemain di Dunia Teater
Ade Tanesia
Siklus pemain teater yang datang dan pergi seringkali dialami oleh kelompok-kelompok teater di Indonesia. Kalau pun banyak orang yang berminat, biasanya rontok di tengah jalan, Yudi Ahmad Tadjudin dari Teater Garasi pernah sampai 100 orang yang terlibat. Namun hanya 15% yang masih bertahan hingga kini.
“Regenerasi adalah hal sulit dalam dunia teater. Jangan bicara dulu soal bakat, yang serius saja sangat sedikit. Kebanyakan hanya datang dan pergi,” ungkap Yudi.
Dalam kasus Teater Garasi, banyak orang yang ingin terlihat, tapi sudah menciut dengan keseriusan kelompok teater ini menekuni dunianya. Dengan melewati tahun-tahun yang panjang, teater Garasi memang sudah memperoleh enam pemain baru, di antaranya ada tiga orang yang cukup menjanjikan.
Persoalan anggota yang datang dan pergi juga dialami oleh sutradara Teater Tetas, Ags Arya Dwipayana. Walaupun hampir setiap tahunnya ada generasi yang siap bergabung, namun banyak yang mundur.
“Dalam satu tahun selalu ada sekitar 25 anggota baru bergabung, namun meskipun anggota teater Tetas saat ini mencapai 50 orang yang tetap aktif hanya 25 orang. Anggota baru datang, nanti yang lama hilang. Sesekali mereka muncul kalau sedang kangen. Siklusnya seperti itulah, keluar masuk, gugur satu persatu, selalu ada pengganti yang baru. Capek memang tapi asik,” tutur Ags Arya Dwiyana.
Teater Koma yang mempunyai anggota terdaftar sejumlah 75-100 orang, ternyata hanya 40 orang saja yang aktif. Kaderisasi di kelompok ini dilakukan dengan beberapa cara, misalnya tahun 2000 sempat membuka penerimaan anggota baru. Ada pula denganmelihat bakat seseorang dan didekat secara perlahan untuk ditarik masuk ke teater. Atau cara lain lagi, yaitu menawarkan scenario Nano Riantiarno untuk digarap oleh anak-anak Bulungan namun tetap dengan asuhan sang sutradara.
“Memang susah mencari orang dengan minat dan bakat yang bagus, tetapi asal dijalani akan muncul dengan sendirinya.” Ujar Sari Madjid, pemain senior dan stage manager Teater Koma.
Teater di Indonesia memang bukan broadway yang actor dan artinya bisa hidup dari teater. Dunia Teater di Indonesia rupanya masih dianggap pilihan ganjil untuk diterjuni secara total, karena itu masih banyak keragu-raguan untuk menekuninya.
Leave a Reply