Sepertinya tidak lama yang lalu, aku berkenalan dengannya. Singgih, itulah nama yang diucapkan sewaktu berkenalan di tahun 1990-an. Singkat, jelas, padat.
Belasan tahun kemudian, setelah begitu banyak kejadian berselang, Singgih mengagetkanku dengan sapaan melalui pesan singkat, menawarkan radio kotak kayunya, untuk dibeli. Untuk ongkos ke Korea, katanya. Lho ngapain? Radioku menang di sana.. perlu biaya. Ia perlu menghadiri berbagai upacara penobatan juara atas rancangan radionya. Radio kayu telah membawa Singgih berkeliling dunia.
Baru-baru ini, kami terlibat obrolan di alam maya.. sedikit mengingat masa-masa itu.. Karya Singgih sudah menjadi sesuatu yang membanggakan, maka aku minta ia untuk berbagi. Berikut ini adalah cuplikannya.
Perkenalkan dong diri Anda (di bawah lima kalimat..)
Hi, saya Singgih, tinggal dan bekerja di Desa Kandangan, Temanggung Jawa Tengah. Saya merancang dan memproduksi produk-produk fungsional dari kayu dengan brand ‘magno’. Lebih jauh silakan kunjungi web saya www.magno-design.com.
Apa rasanya menjadi obyek pemberitaan berbagai media, atas usaha dan keberhasilan Anda di banyak lomba dunia
Haha meski saya sangat memimpikannya, namun apa yang terjadi sungguh diluar perkiraan saya. 4 tahun lalu ketika saya mulai merintisnya, semuanya mulai dari nol, saya harus mencari kayu limbah dan memboncengkannya dengan sekuter sejauh 40 km dan workshop saya adalah ruang tamu rumah saya sendiri yang saya alihfungsikan. Dengan perjuangan yang sungguh berat, saya tentu gembira dengan penghargaan yang saya raih sekarang ini. Yang lebih menggembirakan karena akhirnya ada desain produk kayu dari Indonesia yg dihargai dari sisi desainnya di tingkat international.
Apakah dari dulu, memang ingin menjadi seorang perancang produk?
Barangkali memang begitu, tetapi sampai di tingkat SMA saya tidak tahu persis ada profesi desain produk. Sejak kecil saya memang gemar merancang dan membuat mainan sendiri, dan selalu dengan desain yang berbeda dibandingkan teman-teman yang lain..
Kalau ada, siapa perancang yang dikagumi?
Barangkali Vicktor Papaneck, melalui bukunya ‘Design for the Real World’ yang menorehkan kesadaran tentang aspek sosial dari sebuah desain. Desain sekarang ini lebih banyak menjadi tools kapitalisme, ujung tombak konsumerisme dari sisi produsen, dan jembatan ‘innovation race’ ke pasar. Victor Papaneck mengingatkan kita tentang sisi berbahaya dari profesi desain.
Pengaruh dari siapa/apa dalam merancang?
Saya tidak tahu persis siapa yang mempengaruhi saya dalam berkarya. Namun saya menyukai karya desain Jepang dan Skandinavia, terutama desain-desain produk kayu. Saya menyukai kesederhanaan, detail dan desainnya yang cenderung timeless. Oya, juga craftsmanshipnya.
Dari mana mendapatkan informasi/berita?
Koran, majalah, buku dan tentu saja INTERNET
Pilih pensil atau bolpen?
Pensil lebih nyaman untuk bikin sketsa, namun balpen bisa juga kalau lagi ada ide dan yang tersedia cuma balpoin. Saya juga banyak menggunakan kertas bekas untuk membuat sketsa.
Ada buku apa di meja?
Saya tidak pernah menaruh buku bacaan di meja, tidak terlalu banyak baca, lebih banyak mengamati. Namun ada beberapa buku yang sangat berkesan dan menggugah. ‘Belajar dari Jepang’ karangan Sayidiman Hadipraja mantan dubes Indonesia di Jepang. Saya ingat buku ini saya beli di pasar buku Palasari Bandung waktu kuliah dan buku ‘Made in Japan’ karangan pendiri Sony. Saya tidak banyak membaca buku desain, saya lebih suka membaca buku biografi dan kalau sedang punya waktu membaca novel.
Manusia yang dikagumi?
Saya mengagumi bangsa Jepang. Mereka bangsa yang sangat maju namun juga sangat santun. Mereka sangat maju dan makmur dengan sumberdaya alam yang sangat terbatas, saya kira mereka telah menemukan sumber alam terbesarnya, yaitu di SDM.
Manusia menurut Anda?
Karena karunia akal, manusia adalah mahluk paling kreatif, manusia adalah mahluk berkarya. Namun sangat sedikit orang yang menyadari, kreativitasnya juga menimbulkan masalah. Permasalahan lingkungan yang terjadi sekarang ini merupakan efek dari kreativitas itu sendiri. Manusia adalah mahluk paling ‘nyampah’, dan sampahnya kreativitasnya lebih ‘bau’ dan ‘kotor’ dari sampah organiknya sendiri. Sudah saatnya kita menyadari ketidaksempurnaan kita, akal menjadikan kita mahluk paling pintar, namun saya pikir budi juga harus terus di asah, agar manusia menjadi lebih wise. Saya pikir, manusia yg baik adalah manusia yang menyadari kesempurnaan sekaligus ketidaksempunaannya, sungguh tidak mudah menjadi manusia yang baik, karena faktanya manusia merupakan mahluk yang hidupnya sangat bergantung pada manusia lain dan hidup bagi manusia tidak selesai di makan dan meneruskan keturunan…
arti ‘opensource’?
terus terang saya tidak tahu persis artinya, kalau boleh saya mengartikan sendiri opensource adalah sumber-sumber yang terbuka yang bisa diunduh siapa saja dan bisa terus dikembangkan siapa saja. Ini menarik, karena ini keluar dari pakem kapitalisme. Memberi dan menerima itu bagian dari kemanusiaan, tidak semuanya harus dialihkan dengan transaksi jual beli.
‘sexy design’?
desain yang appealing… haha desain yang menggoda barangkali… saya sendiri tidak menyukai desain yang sexy, saya menyukai desain yang sepertinya biasa saja, namun makin lama orang makin menyukainya.
Siapakah Anda dalam 10 tahun?
Sebagai desainer dalam 10 tahun ke depan saya ingin paling banyak menghasilkan 5 desain tiap tahunnya, saya ingin menjadi desainer yang hemat desain..
Masih banyak foto yang Singgih kirimkan. Masih banyak kenangan yang kami lalui. Yang jelas, salah satu radio rancangannya, ada di atas mejaku, menyuarakan gelombang radio.
Leave a Reply