1995_mula November_Edisi 032_jalan:
Sebuah “Rumah” Bagi Anak Jalanan
Ada banyak hal yang dapat kita temukan dari sebuah rumah; kasih sayang, kenyamanan, keamanan, kelayakan hidup, pendidikan dan masih banyak lagi. Tak pelak, rumah adalah sebah kebutuhan sekalipun tidak semua fungsinya dapat diwujudkan.
Kehidupan Jakarta, sering kali merampas semua yang seharusnya dapat diberikan oleh sebuah rumah. Orang tua menjadi begitu sibuk mengais rupiah demi rupiah. Anak-anak pun mencari dunianya di jalanan.
Ketika anak-anak menjadi penghuni jalanan, masalah pun mulai muncul. Mereka mengasong, emmulung, mengamen, atau malah tidak melakukan apa-apa selaib bergerombol. Hampir tidak ada kesempatan bagi mereka untuk belajar. Belajar unutk membekali diri di kehidupan masa depan yang masih begitu panjang.
Pendidikan di bangku sekolah, mungkin bukan kesempatan yang dapat mereka peroleh. Tapi, apakah mereka tidak memiliki kesempatan lain unutk membekali diri?
Sebutan anak jalanan mungkin sudah menjadi sebuah mangsa yang kadang menutup seluruh kesempatan anak-anak usia belia unutk mengenyam “pendidikan”. Padahal, anak jalanan bukan kelompok deviant, mereka tidak berbeda dengan anak-anak sebaya lainnya.
Sejak bulan Maret 1995, anak-anak jalanan mendapat sebuah kesempatan baru untuk “bersekolah”. Mitra Masyarakat Kota, sebuah LSM yang didirikan bulan Januari 1995, membangun sebuh “Rumah Belajar” bagi mereka. Di Gang Bhakti 7 yang sempit di bilangan terminal Manggarai, remaja yang silih berganti keluar masuk pekarangan.
“Rumah Belajar” melihat anak jalanan sebagai anak-anak masa depan yang memerlukan bekal unutk memecahkan masalah secara adaptif dan dinamik. Untuk mereka, pelajaran tidak hanya terbatas pada cara menulis dan membaca, karena pengembangan diri, ekonomi, kesehatan dan keamanan juga mereka butuhkan untuk hidup di jalanan. Agar mereka mandiri. Agar hidup pun menjadi lebih mudah.
Setiap hari,”Rumah Belajar” tidak pernah sepi dari suara mereka yang ingin belajar.
Leave a Reply