Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1997_awal Mei_Edisi 068_seni:
sebuah alat bernama metronome

Tak….Tak…Tak…Tak…detak bandul metronome kerap menyertai sebuah instrument yang sedang dimainkan musisinya. Dan sang musisi pun lebih mudah mengatur konsistensi tempo musiknya.

Memang metronome adalah alat mekanis yang dapat menentukan tempo musik secara tepat. Di dalamnya terdapat sebuah bandul, lengkap dengan bobot yang dapat digeser naik dan turun sehingga tempo bandul ini dapat berubah sesuai kehendak. Angka 40 – 240 pada bandul menunjukkan geraknya 40 – 240 kali permenit dari ujung ke ujung. Setiap kali bandul sampai ke ujung, maka terdengarlah bunyi “tak”. Angka ini menjadi petunjuk tempo yang sampai sekarang dicantumkan pada awal sebuah karya musik. Misalnya M.M “100, berarti selama satu menit hendaknya dimainkan 100 not perempat. (M.M. adalah singkatan dari Metronom. Maelzel. Disamping mengatur tempo secara tepat, metronome juga membangun konsistensi tempo pada pemusiknya).

Pada mulanya, untuk mengatur tempo musiknya digunakan detak jam. Sampai kemudian William Turner mengusulkan pengaturan tempo melalui detak jarum kait jam. Hal ini diteruskan oleh Zaconni (1592) yang mengasosiasikan gerak detak jam dengan gerak musik. Dengan cara ini, ia ingin memperlihatkan variasi gerak kecepatan sebuah notasi.

Di tahun 1786, seorang Dokter Prancis bernama Jacques Alexander Cesar Charles menemukan mesin am Chronometre musical. Alat ini mengalami modifikasi hingga tahun 1802 ketika J.F. Reichardt menggunakannya.

Alat pengatur tempo musik terus mengalami perkembangan dan mencapai puncaknya pada tahun 1815 di tangan Johan Nepomuk Maelzel, pencipta metronome, Ada beberapa kelebihan yang dipunya Maelzel, yaitu bakat musik, pengalaman di bidang mekanik, dan yang paling penting memiliki naluri bisnis yang baik. Awalnya Maelzel mempromosikan Chronometre, sambil terus menerus mencari teknik baru yang lebih mudah dan halus. Hasilnya adalah bentuk metronome seperti yang saat ini dikenal.

Sejak Maelzel mengadakan kolaborasi dengan Beethoven, metronomnya pun semakin di kenal luas. Tahun 1815, dalam perjalanan promosinya, Maelzel mendemonstrasikan bentuk dasar metronomnya pada Winkel di Amsterdam, Winkel adalah pencipta metronom serupa pada tahun 1812, hanya saja karena ia memproduksinya dalam skala kecil dan tanpa promosi yang bagus pula, ciptaannya tidak dikenal luas. Menurut laporan yang tertera dalam de Vos Williems tahun 1829. Maelzel telah menawarkan untuk membeli penemuan Winkel tersebut. Ketika penawarannya ditolak, Maelzel pergi ke London dan Paris untuk mematenkan mesin baru tersebut dengan nama metronome. Hak patennya keluar pada tanggal 1 Juni 1815 di London, dan 14 September 1815 di Perancis. Sampai akhir 1816. Maelzel telah menyebarkan panduan singkat menggunakan metronome di Perancis. Dalam surat Maelzel untuk Breikopf dan Hartel menyatakan bahwa ia telah menerbitkan Metromonic tutor dalam bahasa Inggris pula.

Metronom baru yang diproduksi tahun 1815 sampai 1816 ini berbentuk kotak logam dengan tinggi 31 cm. Sejak tahun 1821, Maezel meninggalkan bahan logam dan mulai menggunakan kayu mahoni. Di tahun 1828, pembuatan jam bernama Bienaime –  Fournier telah mengembangkan mesin pengatur tempo musik yang memiliki kelebihan dibandingkan Maelzel Metronom. Di abad 20, metronome pun dikembangkan dengan menggunakan elektrik. Bunyinya tidak lagi “tak”, melainkan “Beep” dan temponya diatur melalui angka digital.

Sumber :
Karl – Edmund prier sj dalam Warta Musik Liturgi – 210
The New Grove Dictionary of Musical Instrumen by Stanley Sadie

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *