Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1998_April_Edisi 089_bahas:
Sakti yang menseriusi desain kemasan

Setiap hari kita memencet tube pasta gigi Close Up; atau keramas dengan shampoo merk tertentu. Macam-macam kemasan sudah menjadi bagian hidup kita, yang kadang keberadaannya luput dari kesadaran kita. Padahal kemasan dalam bentuk yang tersederhana sekalipun lahir dari sebuah kerja keras pada desainernya. Untuk memahami panjang lebar tentang kemasan Sakti,  desainer produk dari Makki dan Makki Communication, adalah orang paling tepat diajak berdialog. Ia begitu menguasai bidangnya dan mampu memberikan pemahaman yang komplit dan jernih tentang bidang desain kemasan [packaging].

“Dulu saya ingin jadi arsitek, tapi mikir-mikir profesi ini sudah banyak yang mendalami”, ungkapnya ketika ditemui [aikon!]. Akhirnya setelah menyelesaikan studinya di SMA Theresia, sakti memiih bidang desain produk di Pasadena, USA. Menurutnya perkecilan dari arsitektur, karena sebenarnya kedua bidang ini memiliki esensi yang sama, yaitu berkutat pada bentuk 3 dimensi yang memiliki volume, sehingga bisa disentuh dan dirasakan secara langsung oleh panca indera. “Desain kemasan [packaging] sendiri merupakan bagian dari desain produk.Nantinya ada lagi desainer grafis yang khusus merancang label desain di tubuh.

Kebetulan isteri saya, Tita, adalah seorang desainer grafis, sehingga kita benar-benar tim kerja yang solid.”, ujarnya.  Baginya, kemasan mempunyai sifat unik, karena bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Dan yang juga menarik pengaruh ini seakan memiliki daya hipnotis yang tidak didasari pemakainya. Hal ini mungkin disebaban oleh prinsip utama dalam merancang sebuah kemasan – yaitu segi fungsinya yang memudahkan kegiatan hidup manusia. Menurut Sakti, Eksplorasi desain menempati urutan terakhir dalam merancang sebuah kemasan. Yang utama adalah fungsi dan materi sebuah kemasan. Sekalipun desainnya canggih, tidak ada artinya jika tak bisa digunakan oleh konsumen. Misalnya sebelum merancang desain kemasan Shampo, ia harus memikirkan apakah rancangannya cukup enak dan mudah digunakan oleh konsumen, sehingga informasi tentang produk haruslah lengkap. Selain itu, seorang desainer kemasan harus peka dan kreatif menangkap kebutuhan masyarakat serta menciptakan bentuk yang menjawab kebutuhan tersebut. Di Indonesia, Sakti sangat menyadari bahwa kapasitasnya sebagai desainer produk belum bisa tereksplorasi. Menurutnya entah berapa puluh tahun kedepan, profesi desainer produk baru terpakai di negeri ini. Belum ada pengusaha yang berani investasi di bidang desain produk, karena memang tradisi mencipta masih sangat prematur di negeri ini. Oleh karena itu, para lulusan desain produk tidak mendapatkan dukungan dan otomatis bidang ini tidak berkembang. Tapi menurutnya Indonesia adalah ladang potensial, karena itu ia ingin mengawali sebuah bisnis yang terfokus di bidang desain kemasan. Hingga saat ini, Makki & Makki Communication merupakan perusahaan Indonesia pertama yang khusus melayani desain kemasan. Biasanya bidang ini menjadi periklanana dan para lulusan desain produk di Indonesia belum memperoleh lapangan pekerjaan yang sesuai bidangnya. Ini pula yang membuat dirinya tidak pernah tertarik untuk tinggal di Amerika.

[hasil wawancara Sakti]

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *