Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Relawan?

Written in

by

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, relawan itu dipadankan dengan kata sukarelawan, yaitu: (n) orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan). Inti dari relawan adalah kerja sukarela dari seorang individu (atau sebuah kelompok) yang secara bebas berkontribusi memberikan waktu dan tenaga untuk tujuan kebaikan di dalam masyarakat dan/atau nilai yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Banyak kegiatan yang membutuhkan semangat sukarela ini, namun banyak pula kegiatan yang menggunakan kesukarelawanan untuk keuntungan pribadi penggagas atau pengelola kegiatan.

Mengetahui dan mengalami banyak masalah dalam berkegiatan secara sukarela, saya pikir sebuah Decentralized Autonomous Organization (DAO) dapat menjawab banyak persoalan. Di sebuah ekosistem yang pengelolaannya menggunakan DAO, berbagai kelemahan dalam pengelolaan kesukarelaan dan donasi dapat ditekan.

Karakter DAO yang berada dalam suatu sistem rantai blok itu membuat setiap pihak memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam membangun sesuatu. Tujuannya adalah membangun sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, membangun masyarakat yang lebih bermartabat. Sifat kesetaraan dan transparansi sangat menonjol dalam mekanisme DAO. Dua sifat yang sering hilang dalam pengelolaan kesukarelaaan pada umumnya di saat ini. Suatu kesepakatan bersama menjadi landasan berpikir dan bekerja – bukan dilandasi oleh penggagas apalagi pemilik kapital. Karena alasan inilah, maka penting bagi penggagas atau pemilik program untuk memahami kapasitas dan posisinya. DAO yang dibangun bukan adalah miliknya, namun milik dari setiap pihak yang berurun daya (pikiran, waktu, dana, dan material lain) dalam membangunnya. Ia dapat dianggap seperti koperasi. Koperasi yang memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada masing-masing anggota.

DAO adalah sebuah alat bantu berupa landasan digital yang dibangun bersama. Ia dapat berisi beberapa program (fitur) yang memudahkan anggota DAO untuk berkontribusi dan bekerja.

Kesukarelawanan yang realistis mendorong setiap kegiatan yang dilakukan para relawan itu dapat berkegiatan secara berkelanjutan. Realistis dalam soal transparansi maupun kesetaraan. Pembagian kerja, perolehan dan pengalikasian dana dilakukan secara transparan dan jelas maksud dan tujuannya sesuai kesepakatan bersama.

Bila seorang relawan tidak mengetahui (memahami) untuk apa ia mengontribusikan dayanya pada suatu kegiatan sukarela – selain untuk bersenang-senang, maka dapat dipastikan kegiatan tersebut tidak memiliki nilai yang cukup yang dapat membuatnya untuk terus berkontribusi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *