1998_April_Edisi 089_bahas:
Proses Sederhana untuk Membuat Kertas….
- Potong kertas bekas menjadi potongan kecil (sekitar 1×1 cm).
- Masukkan ke dalam blender berisi air bersih.
- Tambahkan 0.01 ml Natrium Hydroxida (seujung jari). Bahan kimia ini dapat diperoleh di toko kimia.
- Nylakan blender sehingga potongan kertas berubah menjadi bubur.
- Matikan blender dan tuang bubur ke dalam saringan.
- Tambahkan air bersih ke dalam bubur kertas yang telah disaring.
- Nyalakan kembali blender. Ulangi proses 5-7 sebanyak 3 kali. Semakin halus dan bersih bubur kertas, semakin baik hasilnya.
- Tes kadar keasaman bubur kertas dengan menggunakan pita alkali. Apabila pita masih berwarna biru, ulangi proses 5-7.
- Saring bubur kertas, masukkan kertas yang telah siap ke dalam wadah, campur dengan air bersih, aduk hingga merata.
- Siapkan kain penyaring/kasa (A) berukuran 50×60 cm. Letakkan sebuah bingkai cetakan (terbuat dari kayu) di atas bentangan kain penyaring. Ukuran dari bingkai akan menjadi ukuran kertas yang dibuat.
- Tuangkan bubur ke dalam bingkai. Pastikan permukaan bubur kertas dalam cetakan merata dan padat di semua bagian. Permukaan yang tidak merata akan membuat kertas berlubang atau menebal di bagian-bagian Tunggu beberapa saat hingga air dalam bubur kertas terbuang.
- Setelah bubur kertas memadat, angkat bingkai cetakan hingga yang tertinggal adalah lembaran bubur kertas di atas kain penyaring.
- Tutup lembaran bubur kertas dengan kain penyaring (B) yang berukuran sama dengan kain penyaring A.
- Pastikan lembaran bubur kertas tersebut diletakkan di permukaan rata.
- Tekan-tekan permukaan lembaran bubur kertas dengan busa secara perlahan (sponge) agar airnya terserap.
- Setelah air lembaran bubur kertas terserap oleh sponge, buka kain penyaring (B).
- Keringkan lembaran bubur kertas di bawah sinar matahari sehingga menjadi kertas!
Mulanya dari Jerami Padi tahun 1920-an dapat disebut sebagai awal dari munculnya industri kertas Indonesia, pada tahun itu, pabrik kertas Padalarang dan Lecess di Jawa Barat muali memproduksi kertas dari jerami padi sebanyak 4000 ton/tahun. Setelah kemerdekaan, pabrik kertas lain pun bermunculan, seperti Belabak (1960), Basuki rahmat (1969) dan Martapura (1971).
Sampai tahun 1971, kertas di Indonesia masih dibuat dari bahan baku jerami padi, kenaf dan bamboo. Baru setelah tahun 1972, Indonesia mulai mengimpor pulp kayu dan mulai memproduksi pulp di dalam negeri pada tahun 1974.
Ketika Produksi Kertas Meningkat Pesat… Bila pada tahun 1974, Indonesia hanya memiliki 6 pabrik kertas, maka pada tahun 1995 jumlahnya membengkak menjadi 65 buah pabrik! Pada tahun 1998, diproyeksikan akan dapat diproduksi kertas sebanyak 4,3 juta ton per tahun dan pull sebanyak 3,6 juta ton per tahun. Artinya, Indonesia terbukti mempunyai sumber daya alam (dalam hal ini hutan) yang dapat menjadikannya sebagai negara penghasil kertas dan pulp terbesar, menyaingi Amerika dan Eropa.
Ketika produksi kertas terus meningkat, ternyata ada yang harus kita korbankan untuk menjadi pendukungnya. Kita harus merelakan ribuan hektar hutan untuk menjadi pemasok bahan baku kertas setiap tahunnya. Dan tidak hanya itu, setelah usai digunakan, sampahnya pun menjadi masalah sendiri bagi lingkungan. Saat ini, warga Jakarta telah mengambilsekitar 108 hektar lahan hanya untuk menampung sampah setiap harinya (dijadikan Tempat Penampungan Akhir).
Sampah Kertas Di Jakarta….
Di Jakarta, sampah kertas merupakan komponen sampah non organik terbesar (sekitar 10% dari komposisi sampah yang ada). Dari jumlah tersebut, Jakarta Pusat merupakan pemasok sampah kertas terbesar di Jakarta. Dari berbagai sumber penghasil sampah kertas, nampaknya perkantoran merupakan sumber terbesar. Dan bila super blok-super blok yang direncanakan akan dibangun di Jakarta mentargetkan sekitar 40% untuk perkantoran, maka sumber sampah kertas pun akan semakin membengkak!
Ketika kertas didaur-ulang
Ternayata, kertas dapat didaur-ulang hingga 7 kali. Artinya, kita tidak selalu menebang untuk menghasilkan kertas. Dengan mendaur ulang kertas sebanyak satu ton berarti kita menghemat sekitar 17 batang pohon!
Selain itu, bila 695,6 ton per hari sampah kertas warga Jakarta di daur ulang, nampaknya volume sampah di TPA akan dapat ditekan sehingga penggunaan lahan pun menjadi lebih hemat (bukan tidak mungkin, bila program daur ulang tidak segera dilaksanakan, kita harus merelakan ratusan hektar lahan lagi hanya untuk dijadikan tempat sampah!)
[aikon!]1998
Leave a Reply