1997_mula Januari_Edisi 060_gaya:
pe-ni-ti
Ingatkah Anda bahwa beberapa desainer kenamaan dunia menggunakan peniti sebagai pelengkap gaun rancangan mereka? Versace pernah menggunakan peniti dengan panjang 15 cm sebanyak 9 buah di sehelai gaun.
Awalnya, ketika kancing belum ditemukan, peniti digunakan sebagai penyemat pada pakaian. Sampai abad 15, peniti kebanyakan masih terbuat dari duri, yang berasal dari ikan atau tumbuhan. Baru kemudian peniti dibuat dari tulang. Pada awal kelahirannya, bentuk peniti masih lebih menyerupai jarum yang disematkan, tanpa kepala penutup. Baru setelah pada tahun 1824 di Perancis ditemukan teknologi pembuatan peniti oleh Lemuel W Wright, bentuk peniti mengalami perubahan besar. Sejak saat itu, bentuk peniti menjadi yang sekarang lazim kita lihat, terbuat dari kawat yang terdiri dari ujung penyemat dan ujung kepala atau penutup. Kini bentuk peniti semakin diperindah dengan berbagai hiasan, sehingga muncul istilah bros.
Bila pada mulanya peniti terbuat dari duri, maka pada perkembangan berikutnya, materi yang dipakai menjadi sangat beragam. Seorang arkeolog yang meneliti mumi di mesir, menemukan peniti yang terbuat dari perunggu berukuran 5 sampai 20 cm dengan bagian kepala yang terbalut dari emas berhias ragam ukir. Pada abad pertengahan di Eropa, peniti sebagian besar terbuat dari kayu, tulang, perak, emas, tembaga, dan gading.
Saat ini, peniti atau bros bisa dipakai di mana dan untuk apa saja. Di topi, jeans, kemeja, bahkan di tempat yang sebenarnya tidak perlu disemat, seperti alis mata, kuping, atau bahkan lidah. Generasi punk lah yang mengubah peniti menjadi sesuatu yang fashionable, bukan sekedar penyemat.
Disadur dari:
Compton’s Interactive, Copyright © 1994, 1995 Compton’s New Media, Inc
Leave a Reply