1996_mula November _Edisi 056_senggang:
Menjadi Astronom Amatir mengapa tidak?
Astronomi…, sering membuat kening kita berkerut dan menerbitkan pertanyaan; ilmu apa itu?
Ketika disebut astronomi sebagai ilmu tentang matahari, bulan, bintang dan planet (Kamus Besar Bahasa Indonesia), edisi kedua, Balai Pustaka, 1994), lantas saja yang terbayang adalah observatorium, perlengkapan yang canggih dan hitung-hitungan yang rumit. Padahal, menurut Djuhana Widjajakusumah, seorang penikmat keindahan langit, astronomi adalah salah satu dari sedikit ilmu yang bisa diamatirkan.
Sebagai seorang yang mempunyai hobi mengamati keindahan langit dan menelusuri misteri yang terkandung di dalamnya, ada keprihatinan dalam diri Djuhana mengenai kurangnya minat dan apresiasi masyarakat terhadap sains, khususnya astronomi. Kalaupun ada yang berminat, terbentur masalah tidak tersedianya alat, misalnya pengetahuan dasar mengenai astronomi dsb. Untuk itulah pada 21 April 1984, atas prakarsa Dra. Karlina Leksono, Msc. Mhum, Drs Darsa Soekartadiredja (Pimpinan Pengelola dan Observatorium Jakarta) dan Djuhana Widjajakusuma, dibentuk Astronom Amatir Jakarta (HAAJ).
Syarat menjadi anggota HAAJ mudah saja, asal punya minat dan mata yang sehat (boleh pakaikaca mata). Peminat tidak harus punya alat atau “tahu astronomi” terlebih dahulu, karena tujuan HAAJ adalah menjembatani keterbatasan alat dan pengetahuan yang selama ini menghambat astronomi amatir dalam melakukan pengamatan benda langit HAAJ akan membekali anggotanya mulai dari pengetahuan dasar astronomi, ilmu falak, tata coordinator, teknik observasi, sampai teknik astrofotografi. HAAJ juga menyediakan sarana penunjang kegiatan seperti teleskop, lensa binokuler (kekeran). Sampai saat ini terdapat 9 teleskop, dan II binokuler yang dimiliki HAAJ dan anggotanya. Selain itu, HAAJ menyediakan pula informasi tentang keberadaan planet-planet di tata surya yang bisa diamati tiap tahunnya, juga peta langit dan bintang.
Secara rutin anggota HAAJ melakukan pertemuan setiap 2 minggu sekali (minggu 1 dan 3) di Planetarium Jakarata. Kegiatan yang dimulai pukul 18.00 ini biasanya diawali dengan pembagiam makalah mengenai hal-hal baru yang ditemukan dalam astronomi, atau bacaan lain yang bersumber dari media astronomi. Lalu, kalau keadaan langit memungkinkan, dilakukan observasi bersama. Disamping itu ada diselenggarakan pula Star Party (kemah bintang) tahunan yang diadakan di laut Jakarta. Di acara ini semalam suntuk para anggota HAAJ bisa mengamati keindahan langit. Biasanya Kemah Bintang diadakan di Pasir Angin, gadog, Cisarua. Alasan mengadakan acara ini di luar Jakarta, karena ternyata Jakarta tempat yang buruk untuk mengamati langit. Terlalu banyak polusi cahaya perkotaan yang menganggu, yang berasal dari teralu banyak cahaya dari lampu jalan dan gedung-gedung.
Banyak sekali rahasia alam yang bisa diamati lewat astronomi. Banyak pertanyaan yang timbul dari telahan ilmu ini. Salah satu pertanyaan tebesar adalah “apakah ada kehidupan lain selain di bumi yang kita tempati ini?”
Selama ini, kita mencoba untuk mencari jawaban dari pertanyaan bagaimana manusia dapat terus hidup setelah sumber daya alamnya dibumi ini. Apakah kita dapat mengambil sumber daya alam dari planet lain, atau justru memindahkan penghuni bumi ke planet lain?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa direka secara ilmiah melalui artronomi. Bahkan kita bisa belajar mencintai dan menjaga lingkungan kita dengan mempelajari kerusakan ilmiahnya yang terjadi pada planet, sehingga kerusakan yang sama tidak terjadi pada bumi tercinta ini.
Untuk yang berminat menjadi astronom amatir dapat bergabung dalam HAAJ, di Planetarium & Observatorium Jakarta, Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat. Telp. (021) 337530 atau langsung menghubungi pengurus (021) 7340728
Astronomi bisa juga diteropong di: http://www.kalmbach.com/astro/astronomy.html
Sumber wawancara dengan Bapak Djuhana, Ketua HAAJ,
Perjalanan Mengenai Astronomi, UPT Observatorium Bosca ITB Bandung
Vivi, anggota HAAJ.
Leave a Reply