Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

mengenal parfum

Written in

by

1997_awal Mei_Edisi 068_gaya:
mengenal parfum

Diantara sederet nama alat pendeteksi, parfum nampaknya termasuk satu di antaranya. Sebagai alat deteksi, wewangian ini cukup ampuh untuk memahami citra seseorang. Pasalnya, ada aroma yang disebarkan, parfum dapat menggambarkan suasana hati, kepribadian dan juga gaya mengenali bebauan, yang kemudian langsung menyampaikan “pesan” ke otak. Sebuah bukti ilmiah dari para peneliti di Universitas Columbia mengungkapkan bahwa bebauan memang dapat mengubah suasana kejiwaan seseorang. Dengan alasan ilmiah seperti ini, peramu parfum Destiny dari Marilyn Monroe mengggunakan titik energy atau chakra yang menghubungkan sensualitas emosi, daya lihat perasaan, cinta dan intelektual sebagai salah satu resepnya.

Sejak Jaman Mesir Kuno

Pentingnya wewangian dalam kehidupan manusia sebenarnya sudah disadari sejak dulu. Kuburan-kuburan dari masa Mesir Kuno merupakan bukti yang menunjukkan adanya pemakaian minyak dan salep-salep wangi. Selain itu, orang-orang Romawi Kuno kerap memakai parfum dalam bentuk cair, bedak dan padat.

Mulanya parfum dibuat dari bahan-bahan alamiah. Mulai dari bunga mawar, melati, sampai akar tanaman Costus Indian dan duan Patchouli digunakan untuk menghasilkan wewangian. Di antara bahan alamiah tersebut, jeruk dapat disebut sebagai tanaman yang paling besar sumbangsihnya untuk perkembangan pembuatan parfum, karena mulai daun, kulit, pucuk hingga bunga tanaman buah ini dapat digunakan untuk menciptakan parfum yang segar.

Parfum Berakohol Sejak 1370

Untuk pertama kalinya, parfum dengan kandungan alcohol diciptakan atas perintah Ratu Elizabeth dari Hongaria pada tahun 1370. Dan masa Rennaisance mungkin masa yang paling tepat disebut sebagai awal merebaknya pengolahan parfum secara modern, khususnya di Itali. Alkisah, sekembalinya dari perang Salib di daerah Timur Tengah, banyak di antara para pejuang membawa pengetahuan pembuatan parfum dan mengembangkan pembuatan di tanah kelahirannya. Sampai akhirnya, pada tahun 1500, seorang Perancis bernama Rane disebut-sebut sebagai pencipta parfum yang pertama di Paris. Sejak itulah parfum naik daun di seluruh Eropa, disusul dengan maraknya penanaman bunga di Perancis. Salah satu kota yang mempunyai sumbangan besar pada perkembangan industry wewangian di Perancis adalah kota Grasse. Dengan hamparan bunga mawar dan melatihnya, kota berhawa sejuk ini mengambil andil dalam sukses parfum bermerek Channel No. 5. Bahkan, hingga saat ini, sekitar 90% bunga melati yang dipanen dari Grasse hanya diperuntukkan untuk parfum yang sangat terkenal ini. Padahal kabarnya, harga bunga dari Grasse bisa 10 kali lipat dibanding bunga dari tempat lain.

Dalam sejarahnya, parfum memang telah berkembang menjadi industry besar. Namun yang lebih penting, parfum yang sarat dengan wewangian merupakan media untuk menyikapi dan menjalani hidup dengan positif. Sehingga kenalilah diri, baru kemudian pilihlah parfum yang sesuai. Karena Anda tetap Anda… bukan Madonna atau Elizabeth Taylor, bukan pula Calvin Klein dan atau siapa pun yang bukan Anda

Praktek Aromatherapy di Bali

Sejak ribuan tahun yang lalu manusia telah mengenal wewangian untuk perawatan tubuh, pengobatan maupun untuk upacara-upacara tertentu. Pada zaman kini pun aroma tertentu digunakan untuk menenangkan pikiran, menghilangkan stress yang menjadi penyebab timbulnya penyakit. Perawatan dan penyembuhan menggunakan wewangian tersebut aromatherapy.

Wewangian dan emosi memang erat kaitannya, karena sel penciuman tidak disaring oleh daya pikir di dalam otak, seperti hanya indera penglihatan atau pun pendengaran. Sepuluh juta sel penciuman yang berada di dalam selaput lender hidung langsung mengalirkan bau-bauan ke dalam sistem limbic. Sistim inilah yang mengatur emosi kita.

Praktek aromatherapy kemudian diterapkan oleh Ibu Endrawati pemilik Bravo Salon di Kuta-Bali. Di salonnya Inge penggilan akrabnya menerima segala macam keluhan pelanggannya, mulai dari penyakit kulit, rambut rontok, flu, tidak bisa tidur sampai stroke. Setelah keluhan ditampung, barulah dipilih formula dari essential oil yang paling cocok. Essential oil tersebut dibuat dari ekstrak bermacam-macam dedauanan yang menimbulkan wewangian dengan khasiat masing-masing.

“Saya mengimpor essential oil buatan, Dr. Bil ini dari Australia, karena disini belum ada dan saya belum punya waktu untuk menggali kekayaan alam di sini, walaupun niat itu ada”, ujar Ibu Inge lebih lanjut tentang ramuannya.

Cara pengobatannya menggunakan metode “inhalasy”, yaitu dengan melakukan pijat refelksi (untuk mendeteksi penyakit lebih lanjut) dan pengusapan minyak wewangian. Terapi ini berlangsung minimal 2 jam (tergantung keluhannya) dan hasilnya bisa langsung dirasakan, bahkan dengan sukacita Ibu Inge bercerita bahwa beberapa waktu lalu ada pelanggan berpenyakit stroke yang bisa langsung berjalan setelah menjalani terapi.

Keterampilan dan keahlian ini memang didapat Ibu Inge dari latihan kursus dari ahlinya, bahkan dia juga menguasai ilmu akupuntur. Dan belajar dari berbagai pihak terus dilakukannya, sehingga tak segan pula dia menggandeng rekannya, Ursula Muhn, seorang ahli aura dari Jerman, untuk melancarkan terapi-nya.

“Dari hasil aurafoto Ursula akan terlihat energy yang menunjukkan seseorang, yang juga menunjukkan dimana terjadinya ketidakseimbangan di dalam tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit, dari situ saya akan menyeimbangkannya kembali dengan aromatheraphy”, jelas Ibu Inge.

Terapi Ibu Inge ini mungkin bisa menggambarkan tulisan Pratrick Suskind tentang kekuatan indera penciuman dalam novelnya “The Perfume”; “Manusia menyerap bau udara yang dihisapnya tanpa ada daya untuk menolak. Bau-bauan langsung masuk ke sukma, merasuk jiwa, menentukan apa yang disukai dan yang dihindari, birahi, cinta dan benci”.

Sumber”:
Kompas, 03-06-1995, 19-06-1994, 12-01-1992, 24-08-1991
The Macmillan Family Encyclopedia, Vol.15.1993, Macmillan Press Ltd., London
Willcox Turner, R.1989, The Dictionary of Costume, S.T. Batsford Ltd., London
Indrawati Effendi, Bravo Salon, Jl. Raya Kuta 153, Bali (ph.754-096)
Majalah Dewi No. 11/III November 1994-Scent For Women
Lancome (PT Parcosindo)
Yang Digemari Dalam Kurun 70 Tahun
1920-an
Tahun ’20-an merupakan tahun keemasan industry wewangian. Aroma yang menjadi trend tahun ini adalah aroma yang memberikan wanita rasa percaya diri untuk tampil lebih asertif dan berani:
– Chanel No. 5 (Chanel, 1921), dari semua contoh produk, Coco Chanel memilih produk nomor lima.
-Shalimar (Guerlain, 19925), nama Shalimar diambil dari taman-taman pribadi di dalam Taj Mahal (Garden of Shalimar)

1930-an
Masa depresi yang melanda dunia pada saat itu mempengaruhi pilihan parfum. Pilihan parfum yang ditawarkan mengajak sang pemakai meninggalkan masa suram itu:
– Joy (Patou, 1930)

1940-an
Setelah Perang Dunia ke II berakhir, dimulailah era feminist:
– Miss Dior (Christian Dior, 1947)

1950-an
Kehidupan wanita berubah lagi, busana kembali elegan, juga dengan parfumnya:
– Youth Dew (Estee Lauder, 1953)
– Diorissimo (Christian Dior, 1955)

1960-an
Wewangian tampil lebih lembut dan aroma citrus kembali digemari begitu pula campuran musik dan aroma bunga sederhana:
– O de Landcome (Landcome, 1969)

1970-an
Aroma yang ditawarkan mencerminkan sensualitas dan rasa percaya diri yang tinggi:
– Charlie (Revlon, 1973)
– Chloe (Legerfeld, 1975)
– White Linen (Estee Lauder, 1978)

1980-an
Era ini disebut era selebritis. Banyak parfum menggunakan nama para selebritis:
– Paloma Picasso (Picasso, 1973)
– Calvin (Calvin Klein, 1981)
Samsa (Guerlain, 1989)

1990-an
Jika era sebelumnya aroma begitu berat dan menyengat, maka di era ini aroma yang ditawarkan lebih lembut:
– Tresor (Lancome, 1990)
– White Diamonds (Elizabeth Arden, 1991)

Kategori Wewangian dan Penciptaan Rasa

Max Planck dari Institute Psikiatri Munich lewat penelitiannya membuktikan bau jeruk bisa menimbulkan mimpi indah. Suasana hati yang riang, romantik dan akrab juga dapat dipengaruhi oleh semerbak wangi bunga mawar, melati ylang-ylang, violet dan bakung yang diberi aksen aroma buah-buahan, vanili atau cedar. Wewangian ini termasuk ke dalam jenis Floral, contohnya parfum Eternity, Azzaro 9 atau Tresor.

Sementara itu, wewangian jenis CHYPRE memberi suasana hati yang lembut. Cirinya adalah adanya kontras antara aroma jeruk segar dengan wangi kayu cedar. Harum kayu-kayuan, amber dan patchouli adalah elemen utama. Contoh parfum jenis ini: Champagne, Armani dan Paloma Picasso.

Suasana hati yang bersemangat, bergairah cinta dan dramatis dapat diciptakan dengan jenis aroma ORIENTAL yang “penuh perasaan” seperti perpaduan serasi antara wangi amber, vanilla, kayu manis dengan aroma buah dan bunga-bungaan yang eksotis. Parfum Dune, Guess, Samsara dan Roma mewakili jenis ini.

Sedangkan parfum Channel No.5 dan White Linen adalah jenis aroma ALDEHYDIC yang memberi suasana hangat dan penuh perasaan. Rangkaian harum mawar, violet dan ylang-ylang dipadu dengan aroma wangi bergamout serta rempah-rempah dapat menciptakan suasana hati yang hangat.

Parfum tidak hanya harum, tapi juga indah dipandang. Ini karena sebagian besar parfum dikemas dalam botol yang sangat memanjakan mata. Ketika Fabien Baron dipilih oleh Lancome untuk merancang botol parfum keluaran tahun 1995, Poeme, segala filosofi pun bermunculan dalam konsepnya.

Menurut artis kelahiran Perancis yang tinggal di New York ini, kemasan Poeme adalah prisma yang mengubah cahaya sebagaimana puisi mengubah realitas. Dan tidak hanya itu, kotak pengemasnya pun harus warna-warna bernyanyi dan hidup berirama. Bayangkan.

Tentang Pakar Wewangian Dan Ciptaannya

JEAN KERIO, pakar wewangian untuk Jean Patou sejak tahun 1967, adalah pour Homme dan Sublime. Keiro mengaku senang dengan menjelajah dunia unyuk menikmati tumbuh-tumbuhan yang nantinya dapat dijadikan bahan dasar wewangiannya. Dia tidak pernah bosan karena ada gairah tersendiri ketika menemukan bahan baru dan sesudahnya mengamati perubahannya menjadi parfum. Parfum Joy diciptakannya untuk menciptakan suasana yang ditemuinya di Malioboro, yaitu hamparan tanaman melati lengkap dengan anak-anak kecil sebagai pemetik bunganya.

JACQUES POICE adalah pakar wewangian untuk Chanel sejak 1978, yang menciptakan Coco, Anteus, L’eau de parfum No.19; Egoiste dan Egoiste Platinum, Menurutnya bunga-bunga menerpa kita dengan aroma dan jiwanya, dan lewat proses unik serta misterius akan menciptakan wewangian mempesona, sehingga proses itu sebaiknya dilestarikan. Sehingga seorang wanita pemakai wewangian harus dapat membayangkan kehadiran seorang lelaki dalam wewangian yang ia gunakan.

MAURICE MAURIN, pakar wewangian sejak 1967, kini bekerja seorang diri. Diantara ciptaannya yang terkenal adalah Amazone dari Hermes, Jacques Bogart dan Acteur dari Azzaro. Maurin menyelesaikan studi ilmu kimia dan biologi dan bekerja di bidang pertanian sebelum akhirnya menangani proses ekstraksi tumbuh-tumbuhan wewangain. Baginya, wewangian merupakan hasil dari upaya abadi manusia dalam menaklukkan alam. Sehingga dia selalu berusaha kembali ke alam dan saat menciptkan sejenis parfum dia selalu mengingat aroma, bentuk serta warna tanamannya.

JEAN PAUL GUERLAIN, menekuni profesi pembuat wewangian untuk Guerlain, sejak 1955. Dialah pencipta Vetiver; Chant d’Amromes; Habit Rouge; L’Eau de Guerain; Parure; Nahema; Jardins de Bagatelle; Derby; Samsara dan Heritage. Baginya tidak ada yang lebih indah dari apa yang dihasilkan alam. Sepertiga hidupnya dipakai untuk pergi ke tempat asal bahan dasar wewangian untuk memilih dan memeriksa dan memeriksa bahan-bahan yang dibutuhkannya itu. Karena hanya dengan cara itulah orang dapat mengenal karakter keindahannya. Seperti halnya Jacques Poice, dia juga fanatik menggunakan bahan dari daerah tertentu, seperti Jeruk dari Reggio, Mawar dan Turki, Melati dan Cendana dari India.

 

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *