Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1999_Maret_Edisi 099_selip:
“Kupu-kupu kecil” bernama SLANKERS

Siapakah Slankers?
“Yang penting piss! Lo nggak ganggu gue, gue nggak ganggu lo!,” tandas Ucai, 17 tahun, Slankers asal Pancoran, Jakarta yang siang itu sengaja datang ke gang Potlot meskipun hujan menguyur. Slankers! Adalah sebuatan bagi penggemar kelompok musik Rock Slank, yang mampu menjadi idola para remaja di negerinya sendiri. Gaya slenge’an yang dikedepankan sarat semangat kebebasan, urakan, tidak terikat aturan, masa bodoh, cuek, punya sikap dan cinta damai [berasal dari bahsa Inggris “peace”]

Berapa jumlah Slanker?
“Di Jakarta saja jumlahnya lebih dari 10.000 orang,” ungkap Dibo, ketua Slanker Jakarta yang bermarkas di gang Potlot. Belum lagi di kota-kota lain di seluruh Indonesia. Hingga saat ini saja ada 10 sekretariat Slankers di berbagai kota besar yang telah diresmikan oleh persobel Slank Sementara di markasnya di gang Potlot, hampir setiap hari berdatangan ratusan slankers, bahkan di hari rabu dan jum’at, membludak hingga 300-400 slankers.

Mengapa Suka Slank?
“Kayaknya pas banget dengan perasaan gue, “kata Tedi, yang setiap hari nongkrong di gang Potlot dan menjadi pemuja Slank sejak SMP. Lirik lagu Slank yang enteng, menggunakan bahasa sehari-hari yang akrab di telinga, cuek, kadang lucu, nampaknya disukai oleh para slankers yang sudah cukup dijenuhkan oleh persoalan sekolah yang membosankan dan berat. Para slankers adalah generasi yang dibesarkan oleh asuhan media massa yang sebenarnya memberikan mimpi tanpa terlalu pusing dengan proses pencarian jati diri. Namun di sisi lain, generasi ini pun masih terkait oleh “nilai-nilai” orang tua yang kadang diasosiasikan tanpa ada alasan. Yang terjadi adalah keinginan untuk lepas dari kebingungan, dari beban menerima aturan tanpa arah. Setidaknya lewat Slank, para slankers menemukan pelepasan, bisa cuek, damai dan seperti kupu-kupu yang menjadi logo Slank: bebas terbang meskipun nanti dimarahi orang tua. Kami harus cepat pulang/ jangan terlambat sampai di rumah/kamu harus cepat pulang/…Seperti dalam salah satu lirik lagunya.

Perilaku Slankers?
Ada yang sekedar nongkrong, melamun, cari teman, bernyanyi, main gitar, lalu pulang ketika hari menjelang sore. Namun kadang muncul kasus unik, seperti yang diceritakan Ny Sidharta, ibu Bimbim, salah satu personel Slank yang oleh para slanker dipanggil “bunda”. Menurutnya, pernah seorang gadis dari Pontianak datang dan tidak mau pulang. Akhirnya, mereka harus mengontak keluarga si gadis tersebut melalui telpon. Setelah anggota keluarg datang, si gadis dibelikan tiket dan di antar ke Tanjung Priok. Eh…baru sampai di rumah, gadis itu sudah nongkrong lagi di gang potolot dan butuh waktu lama untuk membujuknya agar pulang. “Setiap pagi, kalau saya bangun, pasti anak-anak sudah nongkrong di luar. Yah…mereka juga anak-anak saya. Jadi saya biarkan mereka nongkrong, kadang ada yang coret-coret dinding rumah, dan bernyanyi-nyanyi, asal tidak mabuk, “ungkap Ny. Sidharta.

Sumber: Wawancara Ny. Sidharta, Manager Slank dan Dibo, Ketua Slankers Jakarta. Wawancara dengan mbak sinta dari Sahaja. Time 100, June 8, 1998.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *