1997_akhir Maret_Edisi 065_gaya:
Konde
Kini kerap ditemui para pria yang memiliki rambut panjang membuat konde dari rambutnya sendiri. Selain untuk menghilangkan rasa gerah, gaya konde merupakan salah satu pilihan untuk tampak rapih. Namun para pria berkonde ini tidak hanya muncul di abad kini, ternyata kaum pria di jaman hindu Majapahit juga bergaya rambut seperti ini. Mereka menyebutnya gelung ukel, yaitu gelungan rambut yang diletakkan dekat bagian paling atas kepala. Sementara para wanitanya memakai gelung tekuk. Setelah masuknya agama islam, kaum wanita bisa memakai ukel yang letaknya gak kebawah.
Gelung tekuk di jaman Hindu digunakan oleh orang desa dengan syarat gelung kiri harus lebih kecil daripada gelung sebelah kanan, seperti halnya dengan gaya rambut perempuan Bali. Sedangkan untuk kaum bangsawan letak gelung disebelah kiri dan kanan harus simetris dan tidak boleh diberikan asesoris.
Selain gelung tekuk, ada pula gelung konde. Gelung ini tidak digunakan oleh orang Yogyakarta asli, karena pada jaman dulu konde dianggap sebagai wanita kurang baik. Gelung konde lebih banyak dipakai oleh orang dari Jawa Timur, lengkap dengan asseorisnya sebagai daya tarik.
Untuk kaum priyayi yang mempunyai watak religious biasanya mengenakan gelung kaling. Dalam cerita pewayangan gelung ini dipakai oleh tokoh Drupadi, Yudhistira.
Pengantin Yogyakarta memiliki beberapa bentuk sanggul yaitu corak putri dan sanggul paes ageng yang disebut sanggul bokor mengkurep.
Saat ini tidak semua wanita memiliki rambut panjang, sehingga mereka dapat membeli sanggul si toko. Misalnya di toko konde Cemarasari, harganya berkisar antara Rp. 7.500,- – Rp. 20.000,- harga ini tergantung dari kehalusan rambutnya. Adapun konde yang dijual dibagi menjadi konde tekuk yang biasanya dipakai orang keraton, konde nasional dan konde modern. Harga helai rambut per onsnya mencapai Rp. 2000,- sampai Rp, 2.500,-. Helaian rambut inilah yang nantinya akan dibuat cemara untuk keperluan membentuk konde.
Lain Pulau Jawa, lain pula dengan Manado. Wanita Manado memiliki beberapa jenis konde untuk para gadis, ibu muda dan lanjut usia. Bentuk kondenya sangat sederhana, rambut dikepang dua lalu disanggul dengan assesoris kembang hidup. Perbedaannya, ibu muda meletakkan kembangnya disebelah kanan kepala sedangkan para gadis disebelah kiri kepalanya. Ibu berusia lanjut tidak perlu membuat kepang, cukup meletakkan sanggul agak keatas dan memakai satu tusuk konde mutiara atau berlian.
Kebanyakan konde memang digunakan oleh para wanita, kecuali jika para pria ingin kembali ke jaman Hindu.
Sumber:
Hasil wawancara dengan Anggi Minarni, Direktur Karta Pustaka
Hasil wawancara dengan penjual toko konde Cemarasari
Majalah Rias, edisi 081, Juli 1988.
Leave a Reply