2001_Agustus_Edisi 127_Sekitas Kita:
komik daging tumbuh: telah 3 edisi
Samuel Indratma
Mari kita masuk wilayah teks dan gambar yang saling berebut perhartian di buku komik produksi Daging Tumbuh. Sejak awal kompilasi komik ini tak berusaha untuk menjadi juru penerang moral bagi pemabaca. Pembaca diajak untuk membolak-balik logikanya sendiri. Buku ini tak ber-hubungan langsung dengan perkara-perkara klise matinya komik di negeri ini. Buku yang diduplikasi dengan silk screen untuk cover dan Xerox copy untuk lembar halaman mungkin lebih cenderung memposisikan sebagai ruang ekspresi individu. Memang sangat tak mudah untuk membaca komik ini, dibutuhkan waktu luang yang sangat longgar dan jika perlu meliburkan diri dari tata cara baca komik produksi Walt Disney.
Kalaupun jumlah duplikasi buku ini sangat kecil hal itu juga dikarenakan kekuatan dana dan jumlah pembaca masih di selingkar Daging Tumbuh saja. Memnag dibutuhkan sebuah komunitas pendukung yang sangat tertarik dengan pekerjaan semacam ini tak lebih tak kurang. Dari komposisi pengirim naskah komik memang ada hal menarik, karena mereka terdiri dari seniman drop out dan mahasiswa ISI Jogya, SMSR Jogya, IKIP Bandung dan pekerja craft sebuah industri rumah tangga di Jogja. Semua contributor merupakan komikus amatir yang tak diberi honor pun bukan menjadi malapetaka di rumah tangganya. Dan hal tersebut tentu menjadi sangat tak masuk akal kalau kita akan berbicara dengan kacamata bisnis dan indutri komik.
Sebuah komik partisipatoris telah hadir lagi di Jogja. Komik Daging Tumbuh Volume III yang ber-tajuk “Menggergaji Es Jeruk” dapat anda peroleh di kawasan Jogjakarta, yaitu Rumah Seni Cemeti, Yayasan Seni Cemeti, Kedai Kebun Galeri, Gelaran, Redaksi [aikon!]. Dengan Rp. 25.000,-, anda juga memperoleh satu casset gratis berisi kompilasi karya dari grup musik Mata Gelap, Selamat pagi dan Agni. Selamat membaca dan mendengar. Anda telah dianggap sebagai bagian dari komunitas kecil ini dan tentu anda boleh mengadakan sesuka hati untuk rekan yang lain.
Leave a Reply