1997_akhir Maret_Edisi 065_seni:
Kitiran
Kini cukup banyak warga Yogya yang menambah anggota keluarganya dengan kehadiran para punakawan, entah Si Gareng, petruk atau Bagong. Biasanya mereka berada di depan rumah dalam bentuk kitiran angin. Kadang berbentuk salam-salaman atau naik sepeda dan sesuai kekuatan angin maka gerakannya berulang-ulang cepat atau lambat.
Kitiran Gareng Petruk dengan warna-warna manis mencolok dapat dibeli dipinggir jalan kota Yogya dengan harga sekitar 3000 rupiah sampai 4500 rupiah. Menurut Pak Budi Gunawan, penjual kitiran di Jalan Wates, baru 2 tahun ini saja kitiran diminati pembeli, terutama dari luar kota. Biasanya para pembeli menyenangi desain petruk Gareng, walaupu ia telah mencoba desain Satria Baja Hitam. Selain untuk hiasan di depan rumah, kitirannya pernah dibeli oleh orang Sumatra dan disana kitiran tersebut dilepas lagi dan dijadikan bahan pelajaran prakarya bagi murid sekolah.
Sederhana sekali membuat kitiran ini, cukup mengambil tripleks yang telah diplamir. Lalu buat coretan gambar yang disukai, kemudian gambar digergaji dan diberikan warna yang disukai. Antara gambar dan putarannya disambung dengan paku. Jadilah sudah satu kitiran, bayangkan kalau di halaman besar dietakkan 10 kitiran berjejer…! Pastinya akan sangat menarik ! Atau mungkin di bentangan sawah yang luas, dijejerkan puluhan kitiran, tentunya ada pemadangan baru unutk lanskap sawah itu sendiri.
Sumber:
Hasil wawancara dengan Pak Legimin & Pak Budi Gunawan, penjual kitiran di Kusumanegara dan Jl. Wates Yogyakarta
The Macmillan Family Encyclopedia, Volume 20, 1993, Mac Millan Press Ltd., London and Basingtoke, United Kingdom.
Foto oleh : Indratma
Leave a Reply