Jam enam petang di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Udara panas sekali, walau sesekali guntur terdengar dikejauhan.
Keretaku datang dari Selatan, untuk kembali membawaku ke Selatan juga.
Berdesakan, sambil berharap mendapat ruang untuk duduk. Seorang laki beranjak meninggalkan kursi yang ia tempati, keluar dari gerbong yang mulai sesak. Ia berjalan sambil menunduk dengan hormat, setelah seorang perempuan berkacamata mendekat dan mengangguk padanya. Perempuan itu seperti majikannya.
Pedagang dengan angkutan warna-warni mulai mengumbar kata menjajakan barang. Jepitan plastik bewarna pink seharga seribu sampai dengan barang seharga tiga puluh lima ribu rupiah untuk selembar tatakan meja yang terbuat dari rotan. Ya, ini bulan muda. Banyak yang belanja mengumbar gaji yang baru didapat.
Sebuah orkes lengkap dengan akordion dan ‘kontra bass’ melantunkan tembang keroncong. Mengasyikkan sekali mendengar mereka… Hati menjadi sejuk secara tiba-tiba, walau kereta listrik yang kutumpangi sejak tadi ini tidak saja bergerak ke Selatan.. hiks!
Leave a Reply