1997_mula April_Edisi 066_bahas:
Kapal Layar : Cuplikan Sejarahnya!
Bangsa Mesir Kuno, sejak 5000 tahun silam mahir membuat jung atau kapal pertama. Kapalnya didayung oleh 40 orang pendayung, terbagi sama banyak di kiri kanan kapal. Kemudian terdapat satu tiang dengan sebuah layar empat persegi. Untuk kemudi dipakai satu atau dua dayung panjang yang terpasang di buritan. Bentuk kapal mereka dapat dilihat pada lukisan dinding kuburan Firaun dan raja-raja mereka lainnya.
Di sebelah utara Mesir, bangsa Tunisia telah menggunakan kapal dayung dengan layar tunggal. Kapalnya besar dan kuat karena tidak saja Laut Tengah yang dilayari tetapi juga Lautan Atlantik.
Layar ganda digunakan oleh kapal perang Rum yang menyebabkan kapal dapat melaju lebih cepat dibanding hanya dengan menggunakan layar tunggal. Kerajaan Rum pun membuat kapal niaga berupa kapal layar besar yang dapat membawa muatan banyak. Selain dari layar pada tiang agung, dapat juga dipasang layar kecil pada haluannya.
Ketika bangsa Norman untuk menjajah Inggris, mereka menggunakan kapal samudra pertama yaitu kapal panjang dengan beberapa baris pendayung serta layar empat persegi yang dikembangkan bila ada angin turutan. Kapal ini selama ratusan tahun masih tetap dipergunakan oleh berbagai bangsa.
Kapal layar yang tercepat di dunia adalah kapal penganggkut the dari Cina seratus tahun lampau. Kapal ini bidangnya ramping, haluannya tajam dengan tiang-tiang yang tinggi. Dengan cepat sekali ia melayari lautan muka bumi dari Cina ke London membawa muatan yang baru dipetik. Yang paling terkenal diantara kapal ekpres itu ialah “Cutty Sark”.
Pada tahun 1514, di Woolwich, Inggris, diluncurkan sebuah kapal layar besar bernama Harry Agung. Kapal ini merupakan kapal kebanggan Raja Henry VIII. Di zamannya, tidak ada kapal yang bisa menyamai kapal Harry Agung. Ukurannya 1500 ton, tiangnya empat batang, benteng di depan dan belakang amatlah kukuh.
Abad ke 18 bagi Inggris merupakan abad bagi bidang maritime. Karena disaat itulah, lahir para laksamana , perwira dan awak kapal yang tangguh. Juga kapal perang yang besar-besar terbuat dari kayu jati. Salah satunya adalah kapal layar “Victory” yang memiliki tiang-tiang tinggi, serta pemasangan layar yang rumit.
Seitar tahun 1830-an, dua kapal api bernama Sirius dan Great Western memasuki pelabuhan Amerika. Kedua kapal ini tidak pernah menggunakan layar, melainkan dengan tenaga uap. Memang memasuki tahun 1800, kapal beroda lambung mulai memasuki lautan. Jumlahnya terus meningkat, tetapi agar tetap lebih aman, kapal tersebut masih menggunakan tiang dan layar.
Tahun 1850-an, merupakan masa tenggelamnya kapal layar. Saat itu, kapal api dibuat lebih besar, layarnya dihilangkan dan tiangnya tinggal dua buah. Kemudian muncullah berbagai kapal tercepat yang melintasi lautan Atlantik, sehingga lautan itu dijuluki “Pita Biru Atlantik”.
Sumber:
Riwayat Perekembangan Kapal, 1976, Angkasa, Bandung.
Mangunhardjana, SJ. A.M, 1976, Mengenal Film, Yayasan Kanisius, Semarang.
Ensiklopedia Nasional Indonesia.
Leave a Reply