Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

2002_Februari_Edisi 131_Gaya:
Kain Busana Anda Dibuat oleh Pabrik Mesiu
Ukke R. Kosasih

Berbicara kecenderungan mode busana saat ini, tidak lagi bebicara tentang mini, midi dan maxi atau cerah dan lembutnya warna, tetapi berbicara tentang bahan seperti apa yang diapakai. Dn berbicara tenatang bahan busana, nama Du Pont tidak akan pernah tidak disebut sebagai yang paling berpengaruh. Para pengikut mode mungkin akan mengenal nama seperti Paul Smith atau Versace dibandingkan dengan nama Du Pont. Namun, di kalangan para perancang busana sendiri, Du Pont bagai sumber inspirasi yang tak pernah mati.

Tahun 1991, dunia busana dikejutkan oleh Du Pont berupa kain berlapis Teflon. Ya, Teflon yang sama dengan lapisan anti lengket di wajan kita! Di tangan perusahaan yang pada awalnya memproduksi mesiu ini, lapisan Teflon dapat menjadikan permukaan kain dapat perlindungan yang angat baik dari air dan kotoran.

Jauh sebelumnya, yaitu tahun 1938, the Du Pont company of Delaware, USA, untuk pertama kalinya meluncurkan nylon, yang merupakan serat sintesis hasil riset Dr. Wallace H. Carothers sejak tahun 1927. Dan pada tahun 1940, dunia mulai diperkenalkan dengan produk stoking berbahan nylon. Sejak itulah bahan ini menjadi begitu populer sebagai bahan pakaian, termasuk pakaian dalam.

Dan pada tahun 1958, perusahaan berbasis di Amerika dan Perancis ini kembali membuat orang tercenganng dengan penemuannya yang diberi anama lycra. Bahan ini memiliki sifat regang yang dapat kembali ke bentuk semula hampir mendekati sempurna. Dalam perkembangannya, lycra seringkali dicampurkan dengan seratlainnya untuk menciptakan bahan yang dijamin tidak mudah kusut. Pakaian yang terbuat dari abahan mengandung lycra sebanyak 5% saja sudah dapat membuat Anda akan selalu tampil rapih, bahkan dapat membantu Anda untuk memamerkan lekuk tubuh dengan sempurna.

Semangat menemukan adalah etos kerja Du Pont. Semangat itu pula yang nampaknya membawa mereka ‘menemukan’ Carmanita, perancang busana muda berbakat kita.

“Saya tidak tahu kenapa saya mereka kontak, karena saya tidak mengenal orang-orang dari Du Pont,” aku Carmanita dalam sebuah wawancara dengan kompas. Tapi, bukan Du Pont namanya bila tidak dapat mencium adanya peluang untuk menemukan sesuatu yng baru (dan menguntunkan, tentunya). Bersama Carmanita, mereka berhasil membuat balik di atas bahan mengandung lycra.

“Perlu sekitar dua tahun untuk melakukan eksperimen dengan lycra. Dimulai tahun 1998.” Uangkap Carmanita dalam e-mailnya. Menurutnya, pihak Du Pont menanggung seluruh biaya percobaan dan membebaskan dirinya melakukan percobaan dengan segala bahan mengandung lycra. Setiap bahan yang telah selesai dibatik dan diwarna dikirim ke laboratorium lycra di Singapura untuk uji kekuatan, baik dalam penciutannya maupun dalam pemudaran warna dari bahan tersebut. Dari semua tahap percobaan, Carmanita menganggap bahwa tahap pewarnaan adalah yang paling menantang.

Du Pont tidak pernah berhenti menjajal batas akal manuasia untuk mencipta. Sebentar lagi Du Pont akan mengejutkan kita dengan bahan yang katanya “Silk as Teflon! Tough as Kevlar! Limber as Lycra!” Bersiaplah untuk tercengang!

Sumber; Georgina O’hara, The Encyclopedia of Fashion, 4986; Kompas, Batik dan Inovasi Carmanita, Minggu, 1 Oktober 2000; Wired, oktiber 2001. Wawancara melalui e-mail dengan Carmanita.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *