Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1997_akhir Agustus_Edisi 075_bahas:
Jembatan tidak sekedar untuk menyeberang

Tidak kurang banyak negara yang menawarkan jembatan sebagai daerah tujuan wisata. Tidak kalah dengan keindahan alam, paduan teknologi dan rancang bangun menawarkan pesona khas sering begitu memukau dan tak terlupakan.

Jembatan tidak selalu menampilkan kekokohan, karena tidak sedikit jembatan menaburkan hawa romantic bagi para penyeberangnya. Sebuah jembatan kayu di Madison Contry, tidak saja menggugah seorang wartawan National Geographic untuk mengabadikannya, tapi juga melahirkan inspirasi untuk mengisahkannya dalam sebuah film dengan dibintangi Merryl Streep dan Clint Eastwood. The Brdiges of Madison County, adalah potret lain dari sebuah jembatan.

Sulit untuk menentukan kapan dan dimana manusia mulai mengenal teknologi jembatan. Yang pasti, sejak jaman manusia masih berburu dan meramu untuk mencari makanan, jembatan sudah menyeberangi sungai dan jurang. Selain itu, jembatan pun telah memiliki fungsi sosial yang memungkinkan terjadinya kontak manusia dari berbagai daerah. Kalau dicermati, biasanya di kedua ujung jembatan terdapat pasar ajang pertemuan lainnya. Pentingnya sebuah jembatan dalam kehidupan manusia lalu diungkapkan oleh suku Indian Amerika dalam legendanya dengan tajuk “jembatan dibuat oleh para dewa”.

Jembatan:Sejak Bangsa Mesopotamia
Teknologi jembatan semakin berkembang saat masyarakat manusia mulai mengenal sistem pertanian yang mengakibatkan pola hidupnya menetap di suatu tempat. Adalah bangsa Mesopotamia yang pertama kali mengeksploitasi teknik pembuatan jembatan. Tepatnya sekitar tahun 4000 SM, ketika mereka mulai menggali terusan untuk irigasi. Salah satu bagian dari jaringan 18 kanal ini dibangun oleh Sennacherib. Guna mengalirkan air dari kanal untuk memenuhi kebutuhan kota, ia membangun saluran dari baru sepanjang 280 dengan lebar 20 meter. Saluran ini melintasi sebuah sungai kecil sepanjang 40 km di daerah Jerman.

Roma juga meninggalkan bangunan jembatan yang monumental. Pons Sublicus adalah jembatan pertama yang dibuat bangsa ini. Konon, jembatan ini dibangun untuk pertahanan ketika menghadapi serangan Bangsa Etruscan di abad ke-6 SM. Jembatan bangsa Romawi biasanya mempunyai pondasi yang sangat kuat, sehingga bisa berumur panjang. Kunci ketahanannya adalah campuran semen yang sangat bagus, terdiri dari unsure air, pasir, kapur, dan tanah yang mengandung buatan vulkanik. Di samping itu, bangsa romawi pun mengembangkan metode konstruksi pondasi dengan memasang pagar, disebut cofferdam. Salah satu peninggalan dengan teknik ini adalah jembatan Ponte San’t Anggelo, yang tetap bertahan selama lebih dari metode ini adalah banyaknya kecelakaan yang menimpa pekerjanya.

Sesederhana apapun bentuk sebuah Jembatan, ada prinsip-prinsip dasar yang diterapkan oleh manusia di segala masa. Sebelum membangun jembatan, ada 3 beban yang harus dipertimbangkan yaitu; berat jembatan itu sendiri, lalulintas yang akan melewati, dan beban lingkungan seperti angin, gempa bumi dan air. Pemilihan bahan bangunan pun sangat menentukan kemampuan jembatan untuk bertahan. Misalnya batu, yang sangat baik untuk menanggung beban lalulintas, tapi kekuatan rentangnya sangat lemah. Selain bahan bangunan, model jembatan pun sangat menentukan kegunaannya. Model jembatan gantung berupa seutas tali yang merentang di atas jurang adalah salah satu bentuk jembatan paling kuno dalam peradaban manusia. Peninggalannya masih bisa kita lihat di pelosok India, berupa jembatan gantung sepanjang 200 meter terbuat dari seutas tali pilinan bamboo. Para penyeberang hanya dapat melaluinya dengan cara meluncur.

Jembatan Di Masa Revolusi Industri

Revolusi Industri adalah masa awal berkembangnya jembatan besi. Thomas Paine berhasil melakukan lomptan besar dalam teknik pembangunan jembatan besi. Beliau adalah seorang revolusioner pada jamannya, yang kemudian ikut berperang untuk kemerdekaan Amerika. Paine mengusulkan pembuatan jembatan besi untuk mengatasi sungai yang kerap tersumbat oleh lapisan es. Di tahun 1789, kerangka jembatan besi sepanjang 27,4 meter ini mulai dibangun dan diuji coba kekuatannya.

Tahun 1790, kerangka utuh seberat 36 ton ini di pamerkan di Paddington Green selama sebulan. Di awal tahun yang sama, Rowland Burdon bersama Thomas Wilson mengambil proyek ini untuk membangun jembatan yang melintasi sungai Wear dengan memakai konstrruksi Paine. Kontruksi ini didirikan hanya dalam waktu 10 hari pada tahun 1796.

Di awal ke-19, eksplorasi teknik jembatan besi dikuasai oleh dua insinyur dari Scotlandia, John Rennie dan Thomas Telford. Rennie, lulus dari Universitas edinburg pada tahun 1783 dan bekerja diperusahaan Boulton dan Watt di Birmingham. Tahun 1790, Renni berangkat ke London untuk melakukan supervise pada mesin.

Pekerjaan ini akhirnya melibatkan dirinya dalam proyek pembuatan jembatan besi di Coalbrookdale. Sedangkan Thomas Telford adalah insinyur otodidak yang dianggap serba bisa. Tahun 1792, ia menyelesaikan jembtan Montford diatas sungai Severn. Dia juga merenovasi jembatan Buildwas yang diterjang banjir. Sumbangan Telford adalah karya-karya jembatan besi berbentuk busur.

Jembatan Gantung
Jembatan gantung atau cable-stayed, adalah jenis jembatan dimana badan jembatan langsung dihubungkan dengan tiang-tiang peyangga oleh rentangan kawat-kawat. Jenis jembatan ini mulai marak pada pasca Perang dunia II. Tahun 1952, Fritz Leonhardt mendesain “sebuah rumpun” jembatan gantung sebanyak tiga buah di Sungai Rhine, Dusseldorf. Jembatan ini terinspirasi dari bentuk kapal Mesir kuno, atau model jembatan manusia purba yang geladaknya ditahan tali atau sulur-suluran. Sebenarnya jembatan semacam ini sudah muncul tahun 1784 melalui karya seorang warga Jerman bernama Loscher dan karya dua Insinyur Inggris, Redpath dan Brown, pada tahun 1917.

Salah satu contoh jembatan gantung terkemuka adalah jembatan yang melintasi Danau Maracalbo di Venezuala. Kisahnya, pada tahun 1957, pemerintah Venezuala menawarkan tender internasional untuk membangun jembatan yang melintas ke sisi utara Danau Maracaibo sepanjang 9 Km. Tujuannya untuk meneruskan jalur Pan Amerika. Pemenang tender adalah seorang insinyur Italia bernama Ricardo Morandi, yang kemudian membangun 12 tiang semen dengan rentang kabel penopang seoanjang 400 meter. Walaupun bukan orang pertama, rancangan Morandi menjadi tonggak kemajuan teknik pembuatan jembatan, khususnya jembatan gantung, Jembatang Morandi selesai dibangun pada tahun 1962 di ketinggian 45 meter di atas permukaan danau.

Di Inggris, teknologi jembatan gantung baru diperkenalkan melalui pembangunan Jembatan Enskine di Scotlandia pada tahun 1971. Sepuluh tahun kemudian baru dibangun Jembatan Kescok, juga di Scotlandia, dengan panjang 240 meter. Pada tahun 1988-1991, Inggris disibukkan dengan pembangunan The Queen Elizabeth II Bridge. Jembatan ini merentang di atas Sungai Thames dan mengubungkan Dartford ke Thurrock dengan empat lintasan jalan raya yang searah (arus sebaliknya disalurkan melalui terowongan bawah tanah). Secara keseluruhan jembatan ini dirancang oleh Ir. Helmut Homberg dair Jerman dan dianggapnya sebagai puncak karir Homberg setelah 60 tahun menekuni bidang konstruksi jembatan.

Sumber; Brown, David J, Bridges, Mitchell Beazley, 1993.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *