Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Infrastruktur melawan lupa

Written in

by

Kemarin ini aku diundang ke sebuah pertemuan. Pertemuan itu digagas oleh ELSAM, sebuah lembaga swadaya masyarakat, dihadiri oleh banyak pekerja seni dan sosial. Tujuan pertemuan adalah merancang sebuah gerakan kebudayaan untuk mencapai konsesus bersama dalam mencapai kondisi yang lebih baik.

Tujuan yang mulia.

Aku mengajukan sesuatu yang ‘secara sederhana’ aku sebut fasilitas. Fasilitas bagi dan oleh banyak pihak, yang aku yakini dapat mendorong perbaikan dengan lebih efisien dan efektif. Fasilitas ini berbentuk infrastruktur virtual, dimana banyak pihak dapat  mengenali satu dengan yang lain, berkomunikasi, mempercayai, berkolaborasi, dan sebagainya.

Sebuah wadah dimana referensi berada berdampingan dengan berita aktual, lontaran pertanyaan, ataupun komentar pemberi dukungan. Ia menjadi sebuah tempat dimana ‘gerakan’ kemasyarakat dapat diusahakan secara aktif.

Aku membayangkan media itu berupa gabungan dari aplikasi facebook.com, kompas.com, dan politikana.com. Aplikasi web 2.0 akan terasa kental di sini, mendorong banyak pihak untuk ‘merapat’, berkontribusi secara terintegrasi. Ini diharapkan juga untuk dapat menekan jumlah ‘web-junk’ yang tersebar makin banyak di dunia maya.

Tak tahu apakah lontaran itu akan direalisir, namun setidaknya, dalam bayanganku, infrastruktur virtual itu bisa jadi jawaban bagi orang biasa mengusahakan kondisi negara yang lebih baik.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *