1997_akhir Mei_Edisi 069_seni:
illustrate… illustration… ilustrasi
Ilustrasi berasal dari Bahasa Latin, Ilustrate,artinya menerangi atau menghias. Namun, lebih dari sekedar fungsi penghias, ilustrasi merupakan visual yang menjelaskan sebuah teks dalam buku, majalah, atau Koran. Oleh karena itu, perkembangan ilustrasi pun sejalan dengan sejarah teknologi percetakan.
Sejak abad ke-4 ilustrasi masih berkisar sebagai dekorasi sebuah manuskrip (bentuk buku yang paling awal). Tetapi dengan adanya pergerakan romantic di akhir abad 18, muncul ide baru bahwa seorang seniman bebas menginterpretasikan sebuah teks dengan keliaran imajinasinya.
Konsep ini sebenarnya sudah muncul lebih dulu didaerah Cina. Misalnya pada abad ke-6 SM, ada pelukis Cina yang juga seorang penyair. Karyanya sangat unik karena merupakan gabungan antara teks dan ilustrasi.
Gulungan-gulungan naskah tertua berasal dari Bangsa Mesir. Mereka memiliki buku-buku ilustrasi mengenai astronomi, magi dan erotic. Sementara di bagian timur, seni ilustrasi telah berkembang pesat di Cina. Hal ini sejalan dengan penggunaan kertas dan cetak di blok kayu. Pada tahun 868 SM, kaum Buddhist telah mengenal buku Diamond Sutra yang berisi ilustrasi dengan teknik cetak cukil kayu.
Di barat seni ilustrasi tidak lepas dari pengaruh kekuatan Gereja. Saat itu, warna-warna untuk ilustrasi masih menggunakan bahan-bahan mineral, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ilustrasi pada manuskrip kuno itu bukan sekedar hiasan, karena para pemimpin biara memberi petunjuk agar setiap ornamennya memiliki muatan mistik dan spiritual. Dalam payungan biara, terdapat seorang penulis, seorang illustrator yaitu seniman yang bertanggung jawab mengerjakan ornamen dan gambar naskah, seorang scrittori yang menguasai ruang tulis dan bertugas melayout halaman-halaman naskah. Dari sistem kerja yang rapih, berbagai manuskrip yang rumit dikerjakan dengan tangan.
Kira-kira abad III masehi, terjadi efek desain tertentu dalam permbuatan menuskrip. Hal ini disebabkan penggunaan perkemen dengan warna ungu tua sebagai bahan dasar manuskrip. Seniman-seniman yang membuat manuskrip dikritik keras oleh Santo Jeromeus (347-420 SM), karena dianggap terlalu mewah dan boros. Namun adanya penemuan Parchment (perkamen atau kertas dari kulit) yang lebih awet dari paapirus justru membuka kemungkinan perkembangan desain ilustrasi. Perkamen ini dapat menyerap tinta yang lebih kental dan tidak harus digulung, sehingga tentunya lebih tahan lama.
Setelah perang salib, maka eropa pun membuka dirinya untuk dimasuksi pengaruh timur. Dan saat itu pula, mulai dikenal cetak cukilan kayu sehingga muncullah printing relief di bagian bawah kertas, kartu-kartu permainan dan cetakkan bergambar religious. Kendati diharamkan oleh gereja, banyak kelangan Eropa abad ke – 13 menyukai permainan kartu. Hal ini merangsang tumbuhnya industry cetak kayu. Pada tahun 1415, Duyke dari Milan bermain kartu dengan gambar-gambar yang dilukiskan pada lempengan gading. Bangsawan-bangsawan suku bangsa Flander pun menggunakan lempengan perak yang ditatah. Diseluruh Eropa, masyarakat pekerja berkumpul dipinggiran jalan bermain kartu yang bentuknya berupa cetakan pada kertas kasar dengan teknik cetak cukil kayu.
Adapun jenis-jenis gambar/ilustrasi pada permainan kartu memiliki konvensi yang tidak mengalami perubahan selama 500 tahun. Simbol-simbol dlaam kartu mengaca pada sistem masyarakat Eropa disekitar abad ke-14. Misalnya symbol visual hati menyimbolkan kaum religious; daun adalah symbol orang desa; wajik symbol orang biasa.
Cetak cukil kayu Eropa juga digunakan untuk membuat gambar-gambar kecil berisi orang-orang suci. Gaya ilustrasinya sangat sederhana, dengan elemen visual yang mendominasi seperti halnya buku komik kontemporer. Buku cukilan kayu ini dipakai sebagai instruksi keagamaan bagi masyarakat yang tidak terpelajar.
Kembali pada kesenangan bermain kartu pada masyarakat Eropa. Ternyata kesenangan ini pun memunculkan adanya teknik cetak baru yaitu cukilan plat tembaga. Seorang seniman yang tidak diketahui identitasny telah membuat kartu permainan dnegan teknik tersebut. Ia membuat satu set kartu berilustrasikan burung, binatang dan orang-orang liar. Seniman tidak dikenal ini akhirnya disebut “master kartu permainan”.
Setelah semakin pesatnya perkembangan teknologi cetak, maka seluruh Eropa memiliki mesin-mesin cetak. Mesin-mesin ini menggantikan para penyalin dalam pembuatan teks yang berlangsung didalam biara. Dan inovasi desain berkembang. Misalnya para seniman cukil kayu dan printer typografis bekerjasama mengembangkan buku dan selebaran berhias.
Buku typografes dengan ilustrasi cukil kayu pertama adalah buku “petani dari Bohmen”, dicetak Albrecht Pfisterdari Bamberg sekitar tahun 1460. Kemudian Augsburg dan Ulm merupakan pusat pembuatan kartu-kartu permainan dan cetak keagamaan, sekaligus menjadi pusat buku-buku ilustrasi.
Nampaknya penmuan mesin cetak merupakan faktor utama perkembangan ilustrasi. Kendati demikian sampai saat ini ilustrasi tetap digarap oleh tnagan-tangan illustrator yang ahli, entah melalui teknik gambar tangan seperti mengarsir, goresan kering, teknik titik. Atau melalui teknik fotografi dan gabu-ngan diantara keduanya. Bahkan sekarang ilustrasi bisa dikerjakan melalui program komputer.
Penggunaan ilustrasi pun semakin bervariasi. Jika dulu diterapka pada manuskrip kuno, maka kini ilustrasi boleh beralaga di media sebuah iklan cetak, produk, cerpen, novel dan lain-lain. Ilustrasi pun diaplikasikan tidak hanya di media cetak, juga di media audio visual. Atau jika ingin membuat ilustrasi sendiri dirumah, cukup dengarkan radio dan bayangkan visual yang cocok untuk sebuah lagu tertentu. Mungkin fantasi anda adalah ilustrasi kehidupan!
Sumber:
The Encyclopedia Americana, Vol.14
Megge, Phillip B, 1984. Sejarah Desain Grafis,
Von Nostrand Reinhold Company. Ner York.
Leave a Reply