Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Hujan Asam

Written in

by

1998_awal Januari_Edisi 084_peduli:
Hujan Asam

Setelah berbulan-bulan dilanda kekeringan, turunnya hujan dari lapis atas atsmosfer diterima seisi alam dengan penuh kegembiraan. Namun, nyatanya hujan hari ini lain dengan hujan hari kemarin! Sekarang, ia bernama hujan asam.

Hujan asam adalah hujan, embun, salju, dan presitipasi lain yang tercemar oleh asam. Hujan asam ini mempunyai PH di bawah 5,6 yang disebabkan oleh pelepasan buangan belerang, nitrogen dan oksida dari pabrik penimbul panas, kendaraan, industry, industry pulp/kertas, dan peleburan yang bereaksi dengan uap air. Tetapi sumber utamanya ialah oksida belerang dan nitrogen yang akhirnya membentuk sulfat dan asam nitrat. Melalui angin kotoran ini turun sebagai partikel kering, gas, hujan, dan salju. Endapan asam dalam hujan bisa menghancurkan kehidupan makhluk hidup di tanah dan air. Pada air, hujan asam mampu memperpendek usia bangunan, merusak monument, melapukan pipa air minum dan melepaskan tembaga serta timah yang mengancam kesehatan. Sedangkan pada tanah, pengasaman mulanya berdampak bagi tumbuh-tumbuhan dengan membebaskan nutrien. Namun, jika keasaman semakin tinggi, nutrient terpenting justru terpisah dari tanah. Dan ini akhirnya akan memunculkan aluminium dan logam beracun yang menghancurkan akar pohon dan rantai makanan. Bun Upas, atau embun beracun, juga dapat melayukan pucuk-pucuk pepohonan karena mengandung kadar asam yan tinggi.

Lalu, bagaimana mengatasi hujan asam? Menurut sebuah peneliatian, dinyatakan bahwa daerah yang mempunyai banyak tanah kapur dan batuan cukup kuat menghadapi keasaman. Kini, apakah kita harus menyebarkan kapur ke berbagai tempat? Sebuah solusi efektif diantaranya adalah mengubah pemakaian batu bara ke gas alam. Sebab. Gas alam mengandung sangat sedikit sulfur. Kemudian, pemakaian sumber energy alternatif. Hal ini sangat mendukung agar dapat menghemat lebih banyak minyak bumi. Sebab, jika kelak minyak bumi telah berkurang, orang sudah mulai terpaksa memakai batubara, dan berarti ancaman hujan asam lebih besar. Selain itu, melakukan pencegahan polusi di bidang industri. Hingga akhirnya hujan akhirnya diterima seisi alam dengan kegembiraan yang tidak mematikan.

Sumber:
Croall, Stephen & Rankin, William. Mengenal Ekologi: Forbeginners, Minz: 1997
Irene Frank & David Brownstone, The Green Ebcyclopedia, New York: Prentice Hall General Reference, 1992

 

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *