1998_September_Edisi 094_infoseni:
Go internasional
Mungkin masih banyak anggapan awam bahwa dunia seni rupa merupakan bidang tanpa masa depan. Sehingga jarang sekali orang tua yang membiarkan anaknya masuk ke duna ini…nanti kerjaannya apa? Begitu pertanyaan yang sering muncul. Padahal segelintir perupa Indonesia di Yogyakarta telah malang melintang ke laur negeri untuk berpameran, sekolah, 1998 : Beberapa perupa yang sudah akan berangkat ke luar negeri ?
Pada awal Januari 1998, ade Dharmawan, perupa muda dari Yogyakarta memperoleh beasiswa dari UNESCO untuk mengikuti program residensi selama satu tahun di Rijiksakademie van Beeldende Kunsten. Ternyata ini merupakan program tahunan UNESCO dengan berbagai institusi seni di berbagai negara. Bisa diikuti oleh semua seniman dari berbagai bangsa secara langsung.
Sejak bulan Agustus – September, Hanura Hosea, Arahmaiani, dan Mella Jaarsma pergi ke negara Kazakstan dalam proyek pertukaran budaya “Asia : Yesterday – Today – Tomorrow”. Proyek ini adalah kerjasama yayasan HIVOS di Belanda dengan Galeri Cemeti Yogyakarta. Sekitar bulan Juni lalu, Hanura Hosea dan Agung Kurniawan diundang untuk berpameran di Amsterdam selama 1 minggu. Di bulan juli kemarin, tiga perupa Indoneisa, Yustoni Voluntero, Agung Kurniawan, Marintan Sirait berpameran di Finlandia. Juga di bulan Juli, Mella Jarsman, perupa Indonesia kebangsaan Belanda diundang untuk mengadakan presentasi tentang seni kontemporer Indonesia di Jepang.
Di bulan Oktober mendatang, sejumlah kurator Indonesia diundang untuk mengunjungi berbagai museum di Jepang. Edi Gimbal, perupa Yogyakarta akan pergi tanggal 20 September ke Jepang untuk mempelajari grafis tradisional Jepang. Proyek ini dibiayai oleh Japan Foundation.
Leave a Reply