Sebelum numpang KRL ekonomi tujuan Serpong, biasanya aku numpang makan nasi goreng buatan pak Edi.
Warung berupa gerobak plus meja kayu beratap terpal plastik itu diposisikan di seberang Stasiun Tanah Abang. Tujuh ribu harga sepiringnya, berjuta-juta rasanya.. hihi
Kalau kecapean berdagang setiap hari jam lima sore sampai jam 11 malam, ia pulang ke kampung halaman menemui anak istrinya. Bisa setelah tiga bulan, atau tiga minggu di Jakarta baru pulang, tergantung kepenatan hati pak Edi.
Jumat sore yang tidak gerimis itu, seperti biasa, aku numpang makan di samping gerobaknya. Kali ini, aku juga minta coret-coretan selain sepiring nasi goreng buatannya.
Leave a Reply