1997_mula April_Edisi 066_seni:
Dawai atau….
Tali senar merupakan bagian dari keluarga instrument Chordophones. Tali senar terbuat dari bermacam-macam bahan, seperti kulit binatang, kawat yang dipakai pada siter Jawa, nylon, nikel dan lain-lain. Namun yang paling menarik adalah bagaimana seutas tali senar dihubungkan dengan resonansinya (kotak yang menghasilkan suara). Juga lahirnya suara, yang bisa dihasilkan melalui petikan jari, gesekan dengan sebuah stik, diketuk atau melalui udara. Dan kemudian terciptalah berbagai bentuk-bentuk instrument dawai yang sangat spesifik di setiap bangsa.
Salah satunya adalah instrument musik busur (musical bow) yang menggunakan satu atau lebih tali senar dan diikat pada ujung builah kayu yang melengkung. Jenis ini merupakan instrument dawai paling sederhana dan banyak ditemukan di Afrika, Amerika, dan Asia. Di Afrika, busur ini digunakan untuk memanah binatang buruan dan juga untuk membuat musik. Untuk menghasilkan suaranya, instrumen busur ini bisa dipetik dan juga menggunakan mulut, seperti yang dilakukan oleh orang Afrika dan Hawai. Musisi dari Afrika Utara mempunyai cara khas untuk memainkan busurnya yaitu: bilah kayunya digantungi kaleng sebagai resonator. Musisi dari Congo dan Afrika Selatan menggunakan beberapa busur dan tali senar yang diikat pada satu kotak reonansi terbuat dari kayu atau labu.
Selain instrument musik busur, ada pula instrument lyra yang terdiri dari beberapa tali senar, satu kotak sebagai resonansi, kayu melintang dan dipegang oleh kedua belah tangan. Tali senarnya diikat pada bagian depan kotak dan melewati jembatan menuju kayu yang melintang. Lyra pertama kali digunakan oleh seni Sumeria sekitar tahun 2800 sebelum masehi. Saat itu, bangsa Sumeria menggunakan kotak dari perak yang ujungnya diberi hiasan kepala kerbau. Lyra dari Yunani menggunakan kulit kura-kura yang kosong. Lyra petik masih bertahan di Afrika dan Siberia. Yang paling menarik adalah Bagana dan Kerar, merupakan instrumen yang digunakan oleh rakyat biasa.
Jika kita mengingat Heidy Awuy, mungkin musisi harpa satu-satunya di Indonesia. Maka Harpa uang dimainkannya mempunyai sejarah panjang. Berbeda dengan lyra, tali senar harpa biasanya disambung mengikuti berbagai macam bentuk kotak resonansi. Cuplikan sejarahnya antara lain; pada tahun 3000 SM, orang mesir dan Sumeria telah mengenal harga jenis busur. Sedangkan angle harpa berasal dari Persia dan ditemukan di Mesir sekitar tahun 2000 SM. Frame Harpa, ditemukan oleh orang Eropa pada abad pertengahan, yang bentuknya berkembang menjadi orchestral harpa, dan merupakan bentuk harpa termodern . Mulai abad 19, harpa ini digunakan dalam orchestra oleh composer besar seperti wagner dan Tchaiovsky,
Beranjak dari harpa, maka salah satu musik dawai yang terkenal adalah gitar. Tali senar gitar biasanya terbuat dari nyolon (untuk gitar klasik) dan nikel (untuk folk gitar). Senar yang terbuat dari nikel juga digunakan oleh gitar elektrik, tetapi biasanya nikel ini dicampur dengan baja. Ada berbagai macam ukuran untuk senar gitar, dari 0,8 – 0,10. Untuk jemari orang Indonesia, ukuran paling besar yang sering dipakai adalah 0,9. Yang mirip dengan gitar adalah banyo, senarnya terbuat dari kulit binatang. Sedangkan ekor kuda digunakan untuk tali senar instrument rebab.
Sumber:
Hasil wawancara dengan Tyas, gitaris.
Leave a Reply