Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Catatan 26

Written in

by

Saya berkarya maka saya bergembira.

Ada yang menganggap saya mengerjakan banyak hal: merancang, membangun kerangka, mempelajari coding untuk munculnya DAO Bergerak adalah hanya untuk bersenang-senang. Tidak untuk mencari uang. Ya, saya memang senang bikin-bikin sesuatu yang saya pikir akan dapat berguna bagi banyak orang.

Rasa senang itu berkembang ketika pihak Dirjenbud menghargai konsep DAO yang diajukan atas nama Yayasan Pustaka Bergerak Indonesia oleh Nirwan Ahmad Arsuka dan memberi hibah Dana Indonesiana.

Rasa senang menciut drastis ketika 80% dana hibah itu cair di rekening Yayasan Pustaka Bergerak Indonesia dan tidak ada lagi keterbukaan tentang penggunaan dana itu. Konsep dan strategi implementasi yang disusun selama berbulan-bulan, secara tiba-tiba berubah menjadi residu yang tidak penting. Diskusi yang setara menjadi langka. Saya dihadapkan pada situasi yang sering dialami.

Saat kondisi terbatas, cenderung sulit, banyak manusia mengajak bekerjasama. Saat mulai ada dana sedikit yang mulai dapat meringankan kerja, kebanyakan manusia itu akan melipir entah apa yang dipikirkannya. Kebodohan yang tidak saya mengerti mengapa sering berulang.

Sebenarnya ada dua hal yang saya permasalahkan di sini. Pertama, persoalan transparansi penggunaan dana publik, dan kedua adalah persoalan etika.

Terkait yang pertama, saya berkeyakinan bahwa dana yang berasal dari negara merupakan dana yang dititipkan untuk dikelola secara baik untuk kepentingan publik. Hal ini perlu diinformasikan seluas-luasnya. Saya tidak melihat hal ini dilakukan setidaknya pada para relawan Pustaka Bergerak Indonesia. Hal yang aneh apalagi ketika ajuan yang disetujui adalah untuk membangun sebuah landasan digital yang memungkinkan permasalahan transparansi itu dapat dipangkas mendekati hilang.

Persoalan kedua. Sejak awal saya bekerja membangun DAO Bergerak memang mengutamakan proses yang dapat menunjang terwujudnya landasan digital tersebut. Dana yang saya keluarkan selama berbulan-bulan, saya ambil dari hasil saya bekerja sebagai tukang bubut besi. Menyenangkan bekerja dalam posisi setara. Tidak ada yang merasa dirinya lebih, sehingga membuatnya seakan-akan menjadi penguasa. Situasi kerja menjadi berubah ketika ada dana yang dititipkan itu.

Sampai sekarang saya masih berusaha untuk tetap mefokuskan diri pada proses mewujudkan DAO Bergerak itu. Saya melakukan itu dilandasi dengan keyakinan pada teknologi rantai-blok itu akan dapat ikut membatu bangsa ini untuk menjadi lebih baik. Saya yakin, manusia Indonesia akan dapat lebih fokus untuk membangun banyak hal dari pada berebut mengurusi uang publik. Persoalan transparansi dana publik dan lain-lain, sebaiknya dikesampingkan.

Saya berusaha, maka saya (berusaha untuk tetap) bergembira.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *