Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

2002_Februari_Edisi 131_Lintas:
Ca Bau Kan Meramaikan IMLEK
[aikon!]

Tahun baru Imlek 2002 kali ini ada angpau menarik bagi pecinta film Indonesia, yaitu film Ca Bau Kan garapan sutradara Nia Dinata. Film yang ongkos produksinya dirahasiakan itu, paling tidak merupakan sedikit film dengan format 35 mm yang digarap di Indonesia tahun lalu. Film ini diangkat dari novel karya Remy Sylado dengan judul yang sama berlatar belakang masyarkat Tionghoa dan Betawi tempo doeloe.

Dengan tokoh utama wanita Betawi bernama Tinung, yang diperankan Lola Amaria, dan Tan Peng Liang, saudagar Tionghoa dari Semarang, yang diperankan Ferry Salim, film ini mengedepankan masalah-masalah multikultur pada masa itu. Hal yang lekat dengan film ini pun adalah dibukanya kesempatan bagi penonton untuk menjelajahi bangunan-bangunan tua, seperti Gedung Arsip Nasional, Pelabuhan Sunda Kelapa, kawasan Jakarta Utara, Cileungsi, Bogor, Lasem, Semarang, Magelang, dan Ambarawa yang masih menyisakan bangunan berarsitektur Cina dan Belanda.

Satu adegan yang menarik dalam film ini adalah perayaan Peh Cun di mana iring-iringan rakit bambu digambarkan meramaikan Kali Pasar Baru. Dalam adegan ini, Kali Pasar Baru tampak begitu permai dan bersih, berkat proses editing dari pengambilan gambar di lokasi yang sebenarnya adalah bendungan Tuntang. Ambarawa, Jawa Tengah.

Beberapa nama yang turut memerankan tokoh dalam film ini adalah; Nanik L Kariem sebagai Giok Lan, Alex Komang sebagai Soetardjo Rahardjo, Maria Oentoe sebagai ibu Tan Peng Liang, Hengky Soleman sebagai Liem Kim Jang, Irgi sebagai Tan Soen Bie, Tuti Kirana sebagai Jeng Tut, Lulu Dewayanti sebagai Saodah, dan Ananda George sebagai Max Awuy.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *