Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Blockchain demi Akal Sehat

Written in

by

Negara telah banyak bekerja dengan atau tanpa kesederhanaan dalam berpikir. Hal ini yang membuat kami (khususnya saya) berpikir, bahwa adalah sebuah kebutuhan bagi rakyat jelata pada umumnya untuk memiliki organisasi yang membolehkan diri masing-masing untuk menjadi diri sendiri secara bermartabat.

Hidup manusia di zaman modern membutuhkan pendapatan yang sesuai dengan konteks di mana ia tinggal, untuk meraih sandang, pangan, papan yang layak – pas dan cukup. Tidak lebih, tidak kurang. Kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan yang memadai adalah lapisan kedua yang dibutuhkan untuk meraih kecukupan tadi. Pendapatan seseorang yang dierosi oleh banyak pihak yang tidak pernah merasa cukup, menjadi persoalan di dunia ini. Ini adalah persoalan cara berpikir, buah dari akal yang tidak sehat.

Ada di dalam sebuah sistem web3 yang dinamakan jaringan blockchain. Jaringan tersebut menghubungkan banyak titik (node) di alam maya yang berfungsi menyimpan berbagai kesepakatan dan memroses berbagai fungsi. Jaringan yang tersebar, tidak memiliki pusat, itu membolehkan banyak hal untuk tersedia, tercatat, dan terlindungi. Sistem web3 itu memungkinkan dorongan positif sebagaimana akal sehat akan membuahkan cara pikir yang sederhana – bekerja bersama, menuju konsensus bersama meraih kepentingan bersama.. sebuah kondisi yang pas, cukup.

Teknologi web3 telah digulirkan sejak lama, kongkritnya adalah ketika blockchain untuk Bitcoin mulai bergulir di awal 2010. Ia tidak serta merta muncul, namun melalui proses intelektual yang panjang sejak 1950an. Konsep Blockchain Bitcoin bertujuan sederhana, menghilangkan pihak ketiga dalam suatu transaksi (keuangan). Pada 2013, blockchain Ethereum yang digulirkan seorang kelahiran Rusia, warga negara Kanada, bernama Vitalik Buterin berupa konsep sepanjang 36 halaman. Kemudian bersama kawan-kawannya, dari sebuah kamar hotel di Switzerland, mereka mengembangkan sistem ‘buku besar’ (ledger) itu menjadi sebuah sistem yang dapat mengoperasikan banyak kesepakatan digital (smart contrat) di dalamnya. Solidity sebagai bahasa pemrograman menjadi bahasa universal untuk membangun berbagai kontrak sosial – kesepakatan antar pihak.

Teknologi berkembang sangat cepat. Sejak 2017 ada rangkaian sistem yang bekerja berdampingan dengan blockchain Ethereum, untuk dapat menjawab kelemahan yang dimiliki oleh Ethereum. Adalah Polygon – awalnya bernama jaringan Matic – sebuah jaringan yang dibangun oleh tiga orang India, Jaynti Kanani, Sandeep Nailwal dan Anurag Arjun, yang berada di luar blockchain Ethereum, terhubung secara lekat dan dapat menjawab berbagai masalah yang dimiliki oleh blockchain Ethereum, khususnya persoalan: pengembangan (scalability), kecepatan (speed) – yang otomatis berdampak pada biaya (gas fee). Dengan Polygon Plasma Chains, Polygon disebut sebagai lapisan kedua (Layer-2) dari Ethereum dapat menekan biaya menjadi kurang dari 1% dari biaya yang dibutuhkan, bila sesorang melakukan transaksi, verifikasi, atau apa pun di blockchain Ethereum. DAO Bergerak menggunakan jaringan Polygon dengan argumentasi di atas itu.

Sebuah ekosistem perlu dibangun atas dasar kesepakatan bersama. Ia tidak dapat tiba-tiba muncul – apalagi muncul karena hanya diinginkan oleh sekelompok yang berkuasa. Awal pembangunan ekosistem Bergerak adalah dengan menggunakan berbagai aplikasi web3 yang telah tersedia, untuk membangun sebuah organisasi yang dapat mengakomodasi berbagai hal demi kepentingan bersama – yang dapat memberi ‘kecukupan’ di atas itu, secara transparan, partisipatif, dan egaliter. Secara wujud, sebuah aplikasi Otomatisasi Organisasi yang terDesentralisasi (Decentralized Autonomous Organization – DAO) menjadi awal. Kami menamakannya DAO Bergerak.

DAO Bergerak diharapkan dapat mefasilitasi berbagai suara yang tergabung sebagai anggota. Keanggotaannya bersifat egaliter. tidak ada kekhususan (priviledge) dalam hal nilai sebuah suara, prinsip yang diadopsi adalah satu anggota memiliki satu suara. DAO Bergerak dibuat dengan mengaplikasi sifat-sifat seperti transparansi, konsensus bersama, dan otomatisasi karena itu ia dapat bekerja secara sangat efisien. Di dalam DAO bergerak, akan terdapat mekanisme patungan yang mengumpulkan dana untuk kepentingan pembangunan ekosistem milik bersama. Dana yang terkumpul dengan mekanisme tersebut ditampung dan dicatat di dalam sebuah kas bersama. Dana di dalam kas dapat digunakan, bila suatu rencana dari seorang (atau lebih) anggota, berbentuk proposal sederhana, disetujui oleh anggota DAO. Pemberian suara, persetujuan, atau penolakan dilakukan secara transparan.

Teknologi blockchain masih baru – sebuah kata yang memang bersifat relatif – karena itu masih banyak eksperimentasi dan usaha yang perlu dilakukan. Kami percaya akan banyak kebaikan yang dapat diberikan oleh teknologi – sebagai alat, bukan hanya kosmetika – di masa pasacamodern ini. Kami berusaha keras untuk mempelajari, memahami, dan mencobanya, demi tidak tergantung pada para pengelola negara yang dinilai lebih sering untuk tidak menggunakan akal sehat mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *