1997_akhir Desember_Edisi 083_nuansa:
bendera!
Bendera barangkali sama kramatnya dengan harga diri dan kebanggan sebuah negara. Tidak sedikit orang yang gugur hanya untuk mempertahankan kain persegi empat ini. Tidak jarang pula, karena penghinaan terhadap bendera suatu negara bertikai dengan negara lain. Sejarah bendera dapat dikatakan sebagai sejarah hidup atau mati. Bahkan, kematian, pertolongan darurat, ancaman, maupun kemenangan, semuanya ditandai dengan bendera.
Sejarah bendera telah berkibar sejak ribuan tahun yang lalu. Pada mulanya bendera terbuat dari kulit binatang atau bulu-bulu burung. Hal ini dilakukan untuk menandai suatu kelompok pemburu atau pun serdadu-serdadu agar dapat dibedakan dari musuh mereka. Cara ini dilakukan ketika terjadi perebutan wilayah maupun peperangan diantara mereka. Diantaranya ada pula bendera yang digunakan untuk menandai suatu suku tertentu. Pada Jaman Mesir Kuno, bendera sudah menggunakan bahan kain. Bendera ini berupa panji-panji yang terbuat dari kain menyerupai pita-pita yang dipasang diujung sebuah kayu panjang. Panji-panji ini mereka bawa ke medan pertempuran dengan tujuan kelak para dewa-dewa akan membantu mereka memenangkan pertempuran. Para prajurit ini mati-matian mempertahankan tegaknya bendera mereka. Jika pemegang bendera terancam keselamatannya, maka prajurit lain akan siap menggantikan. Demikian juga dengan prajurit lain. Mereka siap membentengi si pembawa bendera agar tetap terlindungi. Hal yang sama terjadi pula di Cina, jika bendera mereka jatuh di daerah pertempuran, maka dapat diartikan bahwa mereka kalah. Bangsa Romawi juga menggunakan panji berukiran dengan bendera kain. Dalam setiap senturion [pasukan dengan 120 prajurit] terdapat satu orang pembawa panji. Sebuah legion membawa panji yang berbentuk Rajawali. Pada jaman-jaman berikutnya, bendera juga dihiasi oleh lambang Kristiani. Seperti salib St. George. Para raja dan bengsawan Abad Pertengahan juga memiliki bendera yang rumit berdasarkan lambang keturunannya.
Penggunaan bendera ini diperkirakan telah ada sekitar tahun 1100 SM. Pada Jaman Romawi, vexillum dikenal untuk menyebut bendera-bendera persegi empat. Selanjutnya, kata vexillum menjadi penting untuk mengingat suatu ilmu yang memperlajari sejarah dan simbol-simbol bendera putih polos misalnya, diakui pernyataan menghentikan sementara pertikaian yang terjadi diantara semua pihak yang sedang bertikai dapat membahas rencana perdamaian, saling tukar menukar tawaran atau pun menolong para prajurit yang terluka. Tetapi ada pula suku tertentu yang memaknainya lain. Bendera putih disimbolkan sebagai pernyataan duka cita. Di dunia Internasional, bendera yang dikibarkan setengah tianglah yang merupakan pernyataan itu. Dan bagi penduduk Jakarta, bendera kuning yang terbuat dari kertas minyak merupakan pertanda ada kematian. Biasanya bendera ini diletakkan secara jelas di depan rumah almarhum dan di depan gang-gang untuk menunjukkan rumah di mana kematian itu berada. Di Yogyakarta, tanda ini cukup dibuat dari kertas putih, seperti bendera mainan anak-anak.
Warna bendera pada umumnya terdiri dari tujuh pilihan warna. Merah, putih, biru, hijau,kuning, hitam, dan oranye. Sebagian besar bendera hanya menggunakan satu atau beberapa warna saja diantara tujuh warna tersebut. Dan warna ini memiliki arti sendiri yang berbeda-beda bagi setiap bangsa menurut sejarahnya masing-masing. Seperti halnya bendera Denmark. Warna putih yang menyilang seperti salib di atas dasar merah adalah atas ide raha Denmark, Valdemar, sejak tahun 1219. Konon, pada saat menjelang pertempuran, Valdemar melihat seberkas salib berwarna putih. Penglihatan inilah yang meyakinkannya akan menang dalam suatu pertempuran.
Lain lagi dengan sejarah warna pada bendera Austria. Pola dan warna bendera tersebut lahir dari peristiwa tahun 1191 selama Perang Salib ke II, yaitu antara tahun 1189 sampai 1192. Waktu itu Leopold V melepas jubah tempurnya yang penuh berlumuran darah. Ia melihat ikat pinggangnya meninggalkan berkas warna putih pada jubah tersebut. Sejak itu ia menggunakan bendera warna merah dengan garis warna putih di tenganya sebagai bendera AustriA.
Diantara negara-negara di dunia, ada lima negara yang memiliki bendera paling tua di dunia. Negara tersebut adalah Denmark, Belanda, Switzerland, Swedia dan Indonesia. Bendera ini pada umumnya juga digunakan pada saat perang. Bendera Indonesia dapat terhitung baru jika menurut hari kemerdekaannya. Tetapi bahwa bendera Indonesia termasuk satu diantara lima negara tersebut karena sejak jaman dahulu Merah Putih telah dikena sebagai symbol kerajaan Majapahit. Bentuk bendera ini dahulu hanya berupa umbul-umbul yang berwarna merah putih yang disebut “gula kelapa” inilah sebenarnya cikal bakal bendera Merah Putih yang sekarang dikukuhkan dalam UUD 1945.
Leave a Reply