2000_April_Edisi 111_gaya:
Bahasa Gaul
Ade Tanesia
Baby Dee Sukria dengar-dengar gossip terbaru tapi tinta mawar ikatan campur urusan organda. Apalagi menjelitur-jeliturkan organda lain. Diana tinta sukria.
Artinya…Baby Dee suka dengar-dengar gossip terbaru, tapi tidak mau ikut campur urusan orang apalagi menjelek-jelekkan orang lain. Dia tidak suka.
Bagi pendatang baru”, bukan gaul memang bisa bikin pusing kepala. Daya pelencengannya dari bahasa Indonesia semakin sulit dideteksi. Ambil saja contoh kata “tidak”yang dirubah menjadi kata “tinta” kata “mara” menjadi “mawar”, atau kata “baik” bisa menjadi “bye-bye love”. Tidak ada agi kaidah linguistik yang bisa dilacak dari kedua kata tersebut. Namun inilah kreatifitas berbahasa dari sebuah subkultur yang kini sedang digandrungi oleh berbagai kelangan, terutama remaja, selebritis, pengusaha.
Mulanya Tidak “Gaul”
Bahasa gaul beredar di kalangan gay sekitar dua tahun silam Jenis bahasa ini bersifat rahasia, maksudnya hanya dipakai oleh kalangan mereka sendiri. Beberapa tahun silam, kalangan gay dan lesbi ini membentuk bahasa dengan menyisihkan suku kata “in” misalnya “bule” dirubah menjadi “binuline”. Bahasa-bahasa “rahasia” (disebut count” semacam ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Seakan ada magnet yang membuat karakter bahasa tersebut mampu mengakrabkan hubungan antara manusia. Tidak heran jika bahasa semacam ini selalu muncul di setiap jaman. Di daerah Jawa Tengah dikenal istilah bahasa walian yang membalik pola aturan bahasa Jawa Hanacaraka. Di tahun 1970-an, di Jakarta merebak bahasa prokem yang awalnya digunakan untuk para preman. Manurut Hanry Chamber Loir, bahasa prokem berakar dari kode-kode kaum kriminal di tahun 1950-an.
James Dananjaya seorang ahli antropologi mengkategorikan bahasa gaul sebagai bahasa slang (ucapan populer), sebuah bentuk bahasa popular yang merubah makna kata yang sudah ada atau menyusun kata baru tanpa mengindahkan mengindahkan kaidah logistik. Biasanya bahasa slang memang lahir dari kalangan yang terpinggirkan. Para ahli ilmu sosial mengatakan bahwa gejala berbahasa semacam ini lahir dari kebutuhan mereka untuk memperkuat identitas kelompoknya.
Kamus Bahasa Gaul
Tidak seperti gossip aktris pada umumnya, Debby Sabertian membuat berita yang mengejutkan. Pada bulan Desember tahun lalu, ia meluncurkan buku pertamanya bertajuk “Kamus Bahasa Gaul.” Selama satu tahu Debby mengumpulkan dan mencatat kosa kata bahasa gaul, dan akhirnya ia berhasil menerbitkan kamus yang berisi 1.700 kosa kata. Ia pula yang pertama kali memberikan nama “gaul” untuk jenis bahasa yang awalnya berkembang di kalangan gay ini. Gaya penyampaian ini pun sangat menarik, maksudnya tidak hanya berisi deretan kosa kata, tapi juga ditampilkan percakapan-percakapan di situasi tertentu dengan berkarikatur-karikatur lucu, sehingga tidak menjadi kamus yang membosankan “Bahasa ini merupakan fenomena menarik, diucapkan dengan intonasi yang lucu dan sangat kreatif. Sehingga saya pengen aja membuat dokumentasinya. Kan sayang kalau hilang begitu saja bowww,” ungkap aktris yang sering kita jumpai dalam acara TV Rumah Idaman.
Debby Sabertian memang cukup aktif mempopulerkan bahasa yang kini banyak dipakai oleh penyiar radio, presenter acara televisi. Lebih dari itu, ia pun ikut menciptakan kosa kata bahasa gaul seperti Kalajengking yang artinya kalangan. Dany Dahlan untuk pengganti kata dandan, atau huges artinya gede disini. “Kunci pokoknya terletak pada persamaan dua atau tiga huruf pertama. Misalnya Tembikar dan Teman. Akika dan Aku, bolelebo dan boleh, bobemian dan bohong. Nah kata selanjutnya memang bisa sangat lain sekali, sehingga sulit dimengerti,” ujarnya dengan serius. Kadang kata-kata pengganti yang diambil tersebut memiliki sifat yang sama dengan kata aslinya. Misalnya kata “lambeeta”, sebagai pengganti kata “Lambat”, adalah jenis motor yang jalannya sangat lambat. Bahasa gaul memang sulit, tapi toh kamus edisi pertama sebanyak 7000 eksemplar sudah terjual habis. Kemudian pada edisi cetakan kedua yang diproduksi sebanyak 8000 eksemplar, Debby menumbuhkan kata-kata gaul yang paling baru. Bahkan kini ia sedang mempersiapkan edisi ketiga yang akan terbit pada pertengahan tahun ini, tentu kamus gaulnya akan bertambah tebal lagi. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa gaul memang diminati berbagai kalangan masyarakat. Namun kosa kata bahasa ini memang akan berkembang terus, misalnya saja kata mancer yang tadinya berarti mau, kini sudah diganti dengan kalimat bungan di taman. Hal ini wajar, karena bahasa gaul berawal dari bahasa rahasia, sehingga komunitas pemiliknya pun akan selalu menjaga kerahasiaannya untuk mengukuhkan identitas kelompoknya.
Leave a Reply