Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Atribut Mahasiswa

Written in

by

1999_April_Edisi 100_selip:
Atribut Mahasiswa

Kartu Mahasiswa. Di dalam bis, kartu ini bisa berubah menjadi “karcis diskon.” Merkipun peraturan Pemerintah DKI yang ditempel di bis-bis dituliskan “Mahasiswa/pelajar Rp. 100 dengan menunjukan kartu”, ternyata tak semua punya nyali untuk menghadapi kenek. “Dari pada dibentak-bentak?” kata Dian mahasiswa Perbanas Jakarta semester akhir. Di Yogyakarta lebih bersahaja. Cukup melihat “gelagatnya”, kenek akan menerima recehan Rp. 100,- dari mahasiswa. Tapi jangan coba-coba menggunakan fasilitas kartu ini di hari Minggu. Kendati hari minggu tak mengubah status mahasiswa menjadi karyawan , tetap saja mereka harus bayar penuh. Dengan kartu mahasiswa, bisa mendapat potongan separuh harga, yang berlaku saat beli tiket kapal laut, atau pembuatan kartu anggota perpustakaan.

Ikat Kepala. Di Jepang, atribut semacam ini telah berabad –abad uncul dan dikenal dengan sebutan hachimaki. Biasanya, dikenakan sewaktu festival-festival unutk mengukuhkan semangat. Tidak jarang pula anak-anak sekolah mengenakannya sewaktu menghadapi ujian. Pasukan Kamikaze di Perang Dunia II mengenakannya untuk membulatkan tekad. Di korea Selatan, ikat kepala ini tidak saja dikenakan mahasiswa saat menjatuhkan penguasa otoriter, tapi juga buruh-buruh yang melakukan aksi mogok. Dalam tradisi Cina, ikat kepala juga dipakai untuk menandai keluarga yang berkabung. Kini, siapapun yang melakukan aksi rasanya tak lengkap jika tidak memakai ikat kepala.

Jaket. Setiap aksi membutuhkan identitas ! dan disinilah fungsi Jaket almamater. Siapa yang tidak kenal dengan “The Yellow Jacket” dari Salemba? Dalam kumpulan puisi Tirani dan Benteng. Taufik Ismail menuliskan sajaknya berjudul “Sebuah Jaket Berlumur Darah”. Jaket milik Arief Rahman, mahasiswa kedokteran UI yang tertembak sewaktu aksi mahasiswa ’66 itu, di arak bersama jenazahnya mulai dari UI hingga ke pemakamannya. Dan tanpa disadari jaket tetap mempunyai andil besar bagi perjuangan mahasiswa Indonesia hingga kini. Setidaknya bagi mereka yang kepanasan sewaktu demonstrasi di jalan-jalan.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *