Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Arsitektur Web 3.0

Written in

by

Sebelum masuk ke tekstologi/sistem Web 3.0, berikut ini adalah gambaran untuk sistem Web 2.0. Pengguna berinteraksi dengan frontend. Frontend itu berupa tampilan (User Interface – UI)yang membimbing pengguna untuk mengambil data atau memproses suatu permintaan di Backend. Semua berkas digital disimpan dalam satu wadah penyimpan.

Di bawah ini adalah sistem Web 3.0 yang tersentralisasi, berkas-berkas digital disimpan dalam satu wadah (web sever) seperti halnya di dalam teknologi Web 2.0. Rantai-blok melakukan pencatatan secara terdesentralisasi. Kelemahan pada sistem ini, adalah, bila web server direvisi atau dimatikan, maka berkas digital tidak dapat lagi diakses.

Untk sistem Web 3.0 yang terdesentralisasi secara penuh, semua berkas digital disimpan di dalam Inter Planetary File System (IPFS) atau SWARM, wadah yang disiapkan oleh teknologi rantai-blok Ethereum. Kedua wadah ini menyimpan berkas digital secara tersebar dan memberi identitas ( dalam bentuk hash) untuk setiap berkas sehingga dapat ditemukan bila dibutuhkan.

Teknologi rantai-blok (khususnya Ethereum) masih bersifat ‘purba’ – masih dalam tahap pengembangan. Untuk memproses: menyimpan, mengambil, mengirim, dan lain-lain, dibutuhkan waktu yang lama dan daya yang besar, sehingga mengakibatkan munculnya biaya (gas fee) yang besar. Untuk menjawab persoalan tersebut, dibuat lapis kedua (Layer 2) di atas rantai blok utama. Lapis kedua ini memproses permintaan pengguna di luar rantai-blok, sebelum kemudian ‘mencatatkannya’ hasil proses tersebut pada rantai-blok lapis utama.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *