Lagu keroncong yang sedikit mendayu-dayu dialunkan secara pelan-pelan di ‘lobby’ Stasiun Tanah Abang. Saat itu pukul 16.30.
Orkes Laapa’ze dengan segera menyerap perhatian orang yang berada di sekitarnya. Bali dengan biolanya, Pijay dengan Bass (betot)nya, Jaka dengan akordeon, Memed dan Deni dengan gitar masing-masing, serta Ipan dengan drum melantunkan lagu-lagu familiar.
Di samping mereka, berdiri sebuah papan pengantar pameran berisi intro pameran, tentang orkes Laapa’ze, dan beberapa gambar penumpang KRL. Empat bilah papan dilapis kertas tempel itu ditemani tiga buah map yang masing-masing berisikan gambar-gambar penumpang KRL Ekonomi Tanah Abang – Serpong pada tanggal 14 – 16 Januari 2009 lalu.
Tepat pukul 17.00, dari orkes Laapaze menghentikan alunan musik mereka untuk sedikit memformalkan acara. Pak Fujiono,atas nama Kepala Stasiun Sofyan, memberi pengantar singkat mengenai pameran dan kemudian menyatakan membukany. Setelah itu, Ardiyanto Koordinator pameran Arena Pertarungan, Jakarta Biennale 2009, menyampaikan satu dua kalimat. Ia pun mengundang pengunjung stasiun untuk mampir ke acara Jakarta Biennale di Galeri Nasional antara tanggal 7 – 28 Februari 2009 mendatang.
Banyak pengunjung stasiun yang mengerumuni dan mengomentari isi papan pengantar pameran. Ada yang tertawa melihat dirinya tercetak dalam foto di salah satu papan, ada gurau tentang gambar yang seperti gambar-gambar anak-anak, dan lain-lain.. Intinya, pengunjung terlihat senang.
Mendekati pukul 18.00, Mas Setiyo Bardono berkontribusi dengan melakukan pembacaan tiga puisi karyanya. Dahsyat! Ia membacakan puisi-puisi itu dengan ringan dan mengalir, walau beberapa kali diganggu oleh suara dari pengeras suara Stasiun Tanah Abang yang memberitakan jadwal kereta yang akan berangkat berikutnya. Menambah sedap suasana, Bali dengan biolanya dan Pijay dengan gitar, mengiringi SB dengan suara latar yang naluriah..
Sore itu ‘lobby’ Stasiun Tanah Abang benar-benar sip!
Untuk beberapa foto, sila kunjungi ini.
Leave a Reply