1998_Juli_Edisi 092_bahas:
Pabrik gula Madukismo Yogyakarta
Di masa penjajahan Belanda, gula merupakan salah satu komoditi primadona yang diekspor penguasa Hindia Belanda ke berbagai belahan dunia. Hal ini bisa dilihat dari berkembangnya pabrik gula di kawasan Jawa Tengah, termasuk Yogyakarta yang memiliki 17 buah pabrik gula. Di masa penjajahab Jepang, seluruh pabrik gula yang ada di Yogyakarta dibumi hanguskan. Lalu setelah Indonesia merdeka, maka Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Yogyakarta, melihat bahwa gula tetap berpotensi untuk meningkatkan pendapatan rakyat.
Selain gula, kota Yogyakarta juga dihidupkan dengan adanya potensi pariwisata, mahasiswa, kerajinan, dan lain-lain. Namun nampaknya kota Yogyakarta sedari dulu sudah menyadari bahwa potensi agraris tetap harus dipertahankan sebagai basis ekonomi rakyat. Maka di tahun 1955 di bangunlah pabrik gula Madukisno di bekas lokasi bangunan pabrik gula Padokan, tepatnya bertempat di Padokan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kasihan-Bantul. Pabrik gula ini dibangun oleh kontraktor dari Jerman timur-Machine Fabriek Sangerhausen.
Akhirnya pada tanggal 28 Mei 1958, pabrik gula madukisno diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno dengan nama PT Pabrik Gula Madu Baru yang memiliki dua pabrik yaitu pabrik gula madukismo dan pabrik gula spiritus madukismo. Sejak awal, pabrik gula madukismo merupakan kerjasama antara Sri Sultan HB IX yang kini diteruskan oleh Sri Sultan HB X sebagai Presiden Direktur dengan pihak pemerintah.
Di awal berdirinya tahun 1995, pabrik gula madukismo menyewa tanah untuk ditanami tebu. Namun setelah adanya program Tebu Rakyat Intensifikasi tahun 1975, maka petani dihimbau untuk menanam tebu dilahannya sendiri. Sejalan dengan berkembangnya jaman, maka kawasan pemukiman kota Yogyakarta kini semakin meluas, sehingga tanah sawah pun semakin berkurang. Menurut pak Seno,tanah sawah tinggal 20% dan selebihnya adalah tanah hujan. Sementara untuk menghasilkan tebu gula Madukismo ekspansi ke daerah jawa Tengah lainnya. Dalam satu tahun gula yang dihasilkan bisa mencapai 35.000-45.000 ton per tahun dengan jenis SHS: [Super Head Sugar].
Seluruh hasil produksi ini harus dijual ke Bulog daerah untuk didistribusikan ke masyarkat.
Leave a Reply