1995_pemula Agustus_Edisi 026_seni:
Mengapa
Alam dihadirkan sebagaimana adanya, penuh kebebasan, penuh keindahan, menyimpan seribu misteri sekaligus kekaguman dari kengerian.
Pesona alam yang memikat diadakan bukan hanya untuk dilihat tapi juga diperlihara, dirawat layaknya seorang anak yang perlu bimbingan.
Namun rupanya pesona itu mengaburkan manusia melihat dan terhenyak kemudian merambah dan menggunakannya lupa tugasnya. Nikmat…suatu kata yang bisa bawa bencana Manusia lupa karena nikmat. Manusia lupa membimbing sang anak Manusia lupa memelihara sang alam
Alam lalu hancur berkeping Sirna sudah pesonanya dengan segala misterinya Segalanya lenyap yang kemudian diambil alih oleh petaka
Petaka datang Semua orang saling tuding Semua orang pura-pura tidak tahu Semua orang berlagak “bersih” semua orang berusaha lepas dari tanggung jawab Tak mau tahu tak mau mengerti Sementara petaka terus datang menghampiri Semua lenyap hilang Cuma tinggal satu pertanyaan Mengapa semua ini bisa terjadi? Mengapa manusia sulit memelihra hasrat meriah nikmat? Kalau tahu bukan berakhir menyedihkan Mengapa? Ya… mengapa??? Pertanyaan tak kunjung henti Selalu menanti jawaban
- rahayu Prasetyarini
ditulis kembali Juli 1995
Leave a Reply