Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1997_akhir Februari_Edisi 063_rupa-rupa:
Men Songzheb: Seniman “Pembuat Sejarah” Cina

Kalau ada seniman yang punya hubungan sangat erat dengan kegiatan propaganda pemerintah, salah satunya pasti bernama Men Songzhen. Di studio fotonya yang sederhana di kawasan pasar Jimao-Beijing, wanita berusia 60 ini menggunakan kemampuan “retouch” foto yang dimilikinya untuk berbagai pesanan bermuatan politik dari pemerintah Cina. Bagaimana tidak, berkat tangannya yang begitu terampil foto hitam putih Mao Zedong berhasil diwarnai dengan sempurna sehingga pria ini dapat tampil lebih berwibawa sebagai pemimpin besar.

Karya Men yang banyak ambil bagian dalam sejarah pemerintahan Cina memang luar biasa. Ia pernah diperintahkan untuk menghilangkan gambar tokoh Mayor Peng Zendari samping Mao, sehingga pemimpin Cina tersebut terlihat seorang diri. Namun, ketika nama mayor tersebut telah direhabilitasi, Men diharuskan untuk menampilan gambar tokoh Peng di samping Mao!

“Untuk pekerjaan seperti itu, kami tidakapernah bertanya. Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan pada kami”, ujar Men.

Karir Men bermula sejak ia berusia 15 tahun, ketika ia bekerja di sebuah percetakan di Beijing. Tiga tahun setelah itu, ia mulai mengkhususkan pekerjaannya untuk “mengerjakan-ulang” berbagai foto. Dengan bakat, ketekunan dan ketelitian yang mungkin hanya dimiliki oleh dirinya, Men terpilih untuk bekerja di Museum Militer Beijing. Pada hari pertama kerja, ia diserahi selembar foto yang menggambarkan Mao dan Calon penerusnya. Lin Biao, di halaman sebuah gedung. Tugas yang diberikan padanya adalah mengapus semua orang yang tampak dalam foto tersebut kecuali pasangan yang paling berpengaruh itu. Dalam waktu lima hari, Men berhasil mengisi ruang kosong dalam foto tersebut dengan pohon, bunga, tangga…dan, tentu saja, Mao dan Lin Biao.

“Banyak yang menyebut saya sebagai orang bertugas mempebaiki sejarah,” ujar Men, yang sering mengatakan bahwa keindahan,menurut versinya, tidak saja berasal dari sepasang mata pemiliknya, tapi juga berasal kelihaian tangan “orang-orang sepertinya”.

Sumber : Time, Vol. 179. No. 6, February, 1997

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *