2001_November_Edisi 130_Sekitar Kita:
Mempublikkan ruang privat lewat open house
Gemericik air dan suara jengkerik pasti menjadi bebunyian yang akrab bagi penghuni rumah dengan arsitektur perpaduan etnik dan modern yang terletak di Jalan Bener, ujung gang Pandanwangi, Godean Yogyakarta. Sawah tebentang luas disamping rumah, sementara kali kecil menyisir pagar. Beranda depan rimbun dengan tanaman bunga, sementara ruang dalam dihiasi barang-barang antik dan beberapa lukisan perupa tenar di Yogyakarta. Didalam rumahpun kita seolah kembali berada di beranda, karena ruang dalam di tata demikian terbuka.
“Mengikuti tata ruang tradisional Jawa, maka saya buat banyak ruang terbuka di dalam rumah. Fungsi ruang-pun tidak didefinisikan dengan pasti, anda bisa makn atau membaca diruang mana saja, karena penghunilah yang menentukan ruang, bukan ruang yang mengatur penghuni” ujar Ir. Iko Agus Prawoto, M.Arch, pemilik rumah yang juga dikenal sebagai arsitek murid Romo Mangun. Semangat menafsirkan kembali kearifan arsitektur tradisional tampak pula pada pemanfaatan tiang penyangga seperti terdapat pada rumah tradisional. Jawa namun terbuat dari beton yang dibiarkan telanjang tanpa polesan. Lengkung-lengkung kolom penyangga atap memunculkan efek ruang yang meluas dipadu atap tinggi jenjang berciri tradisional.
Kecermatan tata bangun serta estetika keruangan itulah yang dinikmati oleh sekitar 50-an mahasiswa teknik arsitektur di Yogyakarta awal oktober lalu lewat acara yang bertajuk Open House Eko Prawoto. “Acara open house ini dimaksudkan sebagai wadah interaksi dan kajian antar mahasiswa dan dosen dari institusi pengajaran arsitektur yang ada di Yogyakarta,” terang Kuntho, koordinator acara open house kali ini. Kegiatan serupa telah beberapa kali digelar sebelumnya dengan lokasi rumah kediaman beberapa dosen arsitektur UGM dan menurut rencan bakal terus diselenggarakan secara regular serta terbuka untuk umum.
Leave a Reply