Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Lacquer & Enamel

Written in

by

1997_akhir April_Edisi 067_seni:
Lacquer & Enamel

Sama halnya seperti bedak yang berfungsi untuk melindungi dan mempercantik wajah seseorang. Maka benda-benda seni pun ingin memelihara keindahannya melalui bahan-bahan pelapis tertentu. Salah satunya adalah Lacquer atau lac dan enamel.

Lacquer berasal dari bahasa Hindustani Lakh, yaitu bahan varnish keras yang dihasilkan dari endapan semacam getah serangga serangga tacharida lacca. Lack sendiri berarti “ seratus ribu”, karena untuk memproses bahan tersebut dibutuhkan di pohon kutu. Bahan pokoknya adalah getah lac atau shellac. Jadi pohon dikerat hingga mengeluarkan getah yang lalu dikumpulkan. Getah dibersihkan dari kotoran dan airnya dipisahkan dengan cara penguapan. Bentuk getah lac yang baru diambil dari pohon berupa cairan putih susu, dan warnanya berubah setelah diuapkan. Pengeringan bahan-bahan yang dilapisi lac memerlukan temperature 25 – 30 derajat celcius dengan kelembaban tertentu untuk memadatkan lac hingga meresap ke barang. Biasanya pelapis lac digunakan pada barang-barang yang terbuat dari kayu.

Bangsa tertua yang menggeluti seni lac adalah bangsa Cina. Karya di jaman Dinasti Han seperti mangkuk-mangkuk dan jirigen kertas yang menggunakan lac tipis dapat dilihat di museum Victoria dan museum Albert. Pada era dinasti Sung, corak lac yang paling terkenal adalah karya Tsao Ch’ao. Bahkan di istana raja Peking terdapat pabrik khusus untuk membuat ukiran lacquer.

Setelah berjaya di Cina, benda-benda seni dari pelapis lac ini berimigrasi ke Jepang sebelum masa pemerintahan Heian. Laquer kering (kanshitsu) adalah lac yang sangat populer dalam abad ke 8, biasanya digunakan untuk pembuatan patung-patung budha. Seni ini mencapai puncaknya di masa pemerintahan Shoun Tokugawa pada abad 17 hingga awal abad 19. Bahkan dimasa itu didirikan sekolah seni lacquer di Tokyo dan keluarga Koma berjanji akan membuat lacquer istana untuk 11 generasi. Juga muncul seniman-seniman lacquer yang unggul seperti Korin (1661-1716) dan Ritauo (1663 – 1747). Adapun benda-benda seni Jepang yang menggunakan lac antara lain inro, kotak obat kecil yang dipakai di ikat pinggang dan ukiran-ukiran dari kamakura.

Dengan adanya perdagangan antara Jepang, Cina dan Eropa, maka lacquer pun mulai dikenal di kawasan Eropa. Misalnya Earl Northampton tahun 1641 telah membeli barang mebel buatan Cina. Dan di jaman pemerintahan Charles T, terdapat kabinet yang dilukiskan dengan fitur timur dan hiasan kaligrafi dalam warna emas berdasar hitam.

Di Inggris proses pelapisan lac ini disebut Japaning. Dan barang-barang bercorak japanning ini mulai ditiru di Prancis, Jerman dan Belanda. Seniman yang paling sukses menggarap benda lacquer ini adalah Gerrard dan Jacques Dagly. Mebel-mebel beraselera Cina dibuat oleh Chipendale, G. Edward dan E. Darly. Lalu Robert Martin bersama tiga saudaranya telah mendirikan pabrik di Paris untuk memproduksi lacquer yang lebih spesifik, disebut varnish martin.

Enamel merupakan bahan pelapis yang berasal dari leburan kaca dan logam. Bahan ini digunakan untuk melapisi dekorasi pada keramik atau logam. Teknik pelapisan enamel untuk logam disebut vitrebus enamel yang membutuhkan temperatur hingga 1500 derajat celcius untuk pembakarannya. Enamel pun bisa diterapkan pada bahan baja, aluminium atau tembaga.

Perkembangan teknik enamen dimulai pada abad ke 16, ketika revolusi seni “kaca berwarna”. Penggunaan enamel akhirnya telah merubah bentuk seni kaca berwarna, yaitu dari mosaic ke bentuk lukisan kaca.

Ribuan tahun silam, enamel sudah digunakan oleh seniman Cina dan Mesir kuno. Dalam budaya Mesir kuno, enamel digunakan untuk perhiasan, sedang di Cina, vas-vas yang telah berusia ribuan tahun sampai saat ini tetap menyisakan keindahan dan kecemerlangannya.Enamel pun marak di Jerman pada abad 12, misalnya di biara-biara sepanjang sungai Rhine. Garapan seniman Prancis yaitu Limoges sangat populer di museum Louvre dan Cluny.

Sumber:

  • Smith, Ray, 1987, The Artist’s Handbook, Dorling Kindersley, London.
  • Mayer, Ralph, 1991, Art Terms & Techniques, Harper Perennial, London.
  • Seni Kerajinan Lac.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *