Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

Berbagi bersama Chandra Tanzil

Written in

by

2001_November_Edisi 130_Sekitar Kita:
Berbagi bersama Chandra Tanzil

Kehadiran sebuah bandara internasional serta lalu lintas pesawat udara di tengah persawahan padi dan perkampungan terpencil di wilayah Cengkareng, ternyata melahirkan banyak bentuk-bentuk adaptasi. Bagi mereka yang terkungkung dalam tatanan tradisi lama, moderenisasi bisa saja berarti kesengsaraan. Tapi bagi mereka yang terbuka, teknologi bisa melahirkan aspirasi baru, mimpi-mimpi baru, sebuah awal untuk keluar dari keterbatasan.

Konflik inilah yang pada Rabu, 7 November lalu dipresentasikan oleh Chandra Tanzil melalui fimnya berjudul Earth & Sky di Kebon belakang [aikon!] Jl. Kemang Selatan, Jakarta. Film ini mencoba mengisahkan sebuah usaha adaptasi masyarakat yang sebelumnya hidup dalam sistem pertanian yang relatif subsisten, bertarung ditengah pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat. Bagaimana elemen moderenisasi yang hadir secara tiba-tiba, menimbulkan kegamangan besar bagi sebagian masyarakat. Serta apa yang terjadi bila mereka secara serentak harus berinteraksi dengan hal-hal baru yang jauh dari kehidupan mereka sebelumnya.

Earth & Sky mencoba menggambarkan bagaimana masyarakat penduduk asli wilayah Kampung Benda harus rela kehilangan tanah mereka karena keberadaan bandara Internasional Sukarno-Hatta, namun di sisi lain, anak-anak mereka menemukan mimpi dan harapan baru yang lebih tinggi lagi.

Karya yang mewakili Indonesia dalam ajang First Film Maker Discovery Channel ini merupakan film documenter pertama dari Chandra Tanzil (produser & sutradara) yang sebelumnya lebihbanyak menggarap video company profile serta program acara untuk stasiun TV.

First Time Film Maker adalah program yang dikembangkan oleh Discovery Channel untuk menjaring bakat-bakat baru dalam pembuatan film doumenter. FTFM asia yang diselenggarakan tahun 2001, merupakan program ke lima setelah sebelumnya di gelar di Eropa Timur, Jerman, Afrika Selatan dan Australia. Indonesia merupakan satu dari enam negara yan terpilih untuk mengitkuti program ini selain Malaysia, Singapura, Filipina, Muangthai dan Taiwan. Program ini sendiri akan di tayangkan Discovery Channel Internasional pada bulan Desember mendatang. Tema-tema yang diangkat cukup unik dan mewakili persoalan di negara masing-masing dalam satu naungan tema: “dampak teknologi terhadap kehidupan manusia di awal abad 21. Dari film ini setidaknya Chandra telah berhasil membuat film dokumenter dengan standar Discovery Channel, untuk tidak mengatakannnya dengan standar Amerika.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *