Jadi begini..
Sejak akhir 2021, saya mulai tertarik lagi dengan teknologi rantai-blok (blockchain). Teknologi, alat bantu, itu dapat meminimalisir keterlibatan logika dan emosi manusia dalam mengelola interaksi antar manusia di dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Teknologi itu berbentuk beberapa kesepakatan digital, kontrak-pandai (smart contract), yang dihasilkan oleh ilmu kriptografi dan disimpan dalam sistem pencatatan digital yang terdistribusi (Decentralized Ledger Technology, blockchain). Sifat dari kesepakatan digital, yang saya anggap dapat memudahkan hidup, itu adalah terbuka dan tidak dapat diubah tanpa kesepakatan bersama. Sehingga anggota kelompok tidak perlu mengetahui ‘siapa’ koordinator atau figur utama di dalam kelompok mereka. Mereka cukup bersetuju dan mempercayai butir-butir di dalam kesepakatan itu. Kesepakatan hanya dapat diubah di kemudian hari dengan melalui kesepakatan bersama berupa pemungutan suara anggota. Bentuk utama dari aplikasi teknologi rantai-blok itu adalah sebuah landasan, platform, yang dinamakan Decentralized Autonomous Organization (DAO). Sebuah organisasi yang mengotomatisasi pengelolaannya secara terdesentralisasi.
Di dalam DAO ini akan terdapat beberapa aplikasi utama yang dapat membantu suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama, yaitu: aplikasi Token, Pundi, Patungan, Arisan dan Kelola. Aplikasi-aplikasi ini berupa kesepakatan-kesepakatan yang disimpan di dalam rantai-blok, di mana untuk mengakses mereka, sebuah aplikasi front-end sederhana yang dapat berjalan secara efektif dan efisien di antar-muka (web browser).
Aplikasi Token adalah semacam koin atau karcis yang diperlukan untuk dapat mengakses berbagai aplikasi lainnya di DAO. Aplikasi ini memiliki nilai tukar dan dapat dipertukarkan di antara para pemegangnya. Nilai tukar yang tersemat pada token itu tergantung pada teori ekonomi: supply and demand. Sebuah sistem ekonomi, tokenomi, perlu dibangun, sehingga perkembangan nilai dapat terjaga. Menurut Nate di @EatSleepCrypto, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan saat membangun tokenomi untuk sebuah kelompok, yaitu: fungsi (utility), nilai(value), dan keamanan (security).

Terkait dengan aplikasi Token, terdapat dua aplikasi pendukung, yaitu: Aplikasi Daftar Putih (white list) dan Keran (faucet). Aplikasi Daftar Putih akan memeriksa/menyaring persoalan keanggotaan. Apakah anggota kelompok yang terdaftar secara luring otomatis akan terdaftar sebagai anggota DAO? Aplikasi Keran akan menjadi tempat di mana anggota dapat memperoleh hibah token sebagai awal keterlibatannya di dalam DAO.
Aplikasi Pundi merupakan wadah penyimpanan aset kripto, token, milik bersama. Aplikasi ini didasari oleh kontrak-pandai dari OpenZeppelin dan Gnosis-Safe, pihak-pihak yang mendedikasikan diri mereka untuk menyediakan kontrak-kontrak-pandai yang aman secara terbuka. Aplikasi Pundi ini bekerja sebagai kasir, menerima, menyimpan, dan mengalokasikan token, secara otomatis dan terbuka, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama. Setiap orang dapat melihat catatan transaksi, arus keluar masuk token secara langsung.
Aplikasi Patungan adalah mekanisme digital yang memungkinkan anggota kelompok untuk mengajukan pemikirannya dalam proposal sebuah proyek yang membutuhkan pembiayaan. Anggota kelompok berurun daya dengan ikut mengontribusikan token yang dimilikinya pada proyek tersebut. Nilai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek itu perlu tercapai dengan cara para anggota yang berpatungan mengirimkan token miliknya sebelum tenggat. Bila nilai yang dituju tercapai, token yang terkumpul akan langsung dikirimkan kepada pengaju proposal. Bila sampai tenggat yang dituliskan, token yang terkumpul tidak mencapai nilai yang diajukan, maka setiap dukungan yang terkumpul itu kembali ke tangan para pendukung.
Aplikasi Arisan sebenarnya adalah sebuah metode menabung. Anggota kelompok dapat menyisihkan sejumlah token yang dimiliki untuk dicatatkan dan disimpan pada aplikasi ini. Dalam suatu periode tertentu, mungkin mingguan, secara otomatis, aplikasi ini akan mengundi pemenang. Pemenang hasil undian itu mendapatkan hadiah hasil dari menabung (staking) di mekanisme Automated Market Maker: Yield Farming, selain memperoleh bunga dari token yang disimpan. Aplikasi ini didasari oleh kontrak-pandai PoolTogetherV4.
Aplikasi Kelola merupakan alat untuk mengelola kelompok. Para anggota kelompok perlu memberi suara untuk menentukan apakah sebuah proposal yang diajukan oleh seorang anggota kelompok disetujui dan akan kemudian dijalankan oleh kelompok tersebut. Sebuah pemungutan suara dengan tenggat yang dapat ditentukan oleh pengaju proposal dipersiapkan di dalam aplikasi ini, untuk kemudian, bila disetujui anggota, proposal akan direalisasi secara otomatis. Contoh 1, Sebuah proposal yang diajukan si A tentang penambahan dana untuk mendukung proyek patungan akan secara otomatis dilakukan, pada tenggat, mayoritas anggota kelompok menyetujuinya. Sejumlah token yang berada di dalam dompet Pundi akan dipindahkan ke dompet Patungan, sesuai nilai yang disetujui bersama. Contoh 2, Sebuah proposal terkait pendaftaran anggota. Pemungutan suara anggota perlu dilakukan untuk menentukan apakah seorang anggota dapat mengajukan proyek Patungan adalah setelah tiga hari sejak ia mendaftarkan diri. Bila disetujui, makan akan terjadi kontrak-pandai yang sebelumnya tidak mencantumkan perihal ini, akan direvisi untuk mengakomodir kesepakatan anggota. Bila tidak disetujui, maka kontrak-pandai yang ada sekarang tetap digunakan atau berlaku.
Tujuh aplikasi tersebut disimpan di dalam rantai-blok – terdesentralisasi. Mereka aman namun terbuka untuk diperiksa/dilihat oleh semua orang. Kontrak-kontrak-pandai itu tidak dapat diubah tanpa pemungutan suara anggota. Ketujuh aplikasi tersebut dapat diakses/digunakan melalui sebuah situs – sentral – yang memiliki sambungan dengan aplikasi dompet digital: Metamask. Metamask ini merupakan kunci bagi pengguna DAO untuk menghubungkan frontend dengan rantai-blok, blockchain.
Kira-kira, begini alurnya:

Pengguna, sebagai anggota kelompok atau bukan, masuk ke halaman awal sebuah situs (frontend) dengan menyambungkan dompet kriptografinya. Pengguna umum dapat berselancar, melihat berbagai informasi yang muncul, seperti isi Pundi, membaca proposal yang sedang dalam proses pengajuan, serta dapat pula mengirimkan kontribusi berupa token ke Pundi. Anggota kelompok dapat melakukan apa pun yang dapat dilakukan pengunjung umum, dan melakukan banyak hal lain, seperti: mengajukan proposal, ikut arisan, memberi suara, dan lainnya.
Untuk membangun DAO seperti yang digambarkan secara singkat di atas itu, dibutuhkan sekelompok manusia berbudi pekerti yang baik sekaligus paham cara kerja rantai-blok dan berbagai bahasa pemrograman seperti: Solidity (untuk membangun kontrak-pandai di rantai-block Ethereum), ReactJS dimana membutuhkan pengetahuan tentang HTML, CSS, dan Javascript (untuk membangun front-end), serta berbagai library seperti Web3JS atau EtherJS (untuk sambungan ke rantai-blok), dan NodeJS (untuk pengelolaan server).
Namun bukan hanya sisi teknologi yang perlu diperhatikan untuk dibangun. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah pengembangan kapasitas manusia untuk mengadopsi/menggunakan landasan digital tersebut (bersifat non-teknis). Bila dua hal ini dapat berjalan secara pararel dan saling menguatkan, maka DAO ini akan dapat menjadi sebuah landasan tatakelola suatu kelompok yang diharapkan – bersifat terbuka (transparan) dan otomatis.
Jadi begitulah kira-kira..
Setelah melalui sebelas bulan lebih, dengan proses ke sana ke mari yang membuat tingkat logika dan emosi ‘naik-turun’, saya sampai pada kesimpulan yang pada intinya, DAO sebagai landasan digital yang dibangun ini dapat menjadi sebuah alat untuk mengelola kelompok tanpa tergantung pada proses kerja manusia. Anggota kelompok yang menggunakan DAO ini dapat kemudian konsenterasi berpikir dan mengerjakan apa yang memang tidak dapat digantikan oleh alat bantu – teknologi. Mimpi itu akan menjadi nyata, jika manusia yang membangun alat tersebut juga berpikir dan bekerja sama kerasnya pada aspek non-teknisnya, yaitu membangun manusia.
Leave a Reply