Konon di 1889 ada pasar yang seru. Karena lokasinya dekat stasiun Gambir, makan ia dikenal dengan nama Pasar Gambir. Pasar yang diadakan setiap tahun untuk memperingati hari penobatan Ratu Wilhelmina itu digelar di Koningsplein, tempat yang kemudian dinamai Lapangan Ikada, sebelum dikenal dengan lapangan Monumen Nasional (Monas) sekarang. Kegiatan seni dan ekonomi digelar di perhelatan dua minggu itu. Mulai dari komidi putar, karnaval, tinju, jualan produk teknologi, dansa-dansi, sampai tonil Miss Tjitih pun (konon) pernah mentas di pasar malam ini.

Pasar Gambir ‘bubar’ di zaman pendudukan Jepang untuk kemudian dimunculkan kembali oleh Gubernur Ali Sadikin di 1968 dengan nama Jakarta Fair.
Nah, karena satu bulan lebih lagi negara ini akan merayakan hari proklamasi kemerdekaannya, bagaimana kalau kita mulai patungan untuk siap-siap membuat keriaan skala mini di sekitar lokasi Pasar Gambir itu, tepatnya di Galeri Nasional? Kita jadikan perhelatan santai namun esensial untuk memperingati Hari Proklamasi 17 Agustus? Menghadirkan sebuah komedi putar di ruang terbuka antara gedung A dan B Galeri Nasional. Undang teman-teman pemain musik keroncong atau pengamen angklung jalanan untuk memainkan musik-musik tanah air kita.
Kita bisa sewa sebuah komidi putar. Kemarin itu saya berjumpa dengan pak Sarno, pengusaha komedi putar keliling saat beliau menggelar ‘mainan-mainannya di Festival Palang Pintu Kemang beberapa waktu lalu. Komidi putarnya berukuran diameter kurang lebih empat meter dan boleh kita gambari dan beri cerita yang diinginkan.
Mungkin teman-teman yang gemar dengan sejarah dapat berbagi cerita, tentang para pendiri negara ini 71 tahun lalu. Di malam hari, sebuah proyektor LCD dapat menampilkan film-film dokumenter zaman dulu. Ada teman-teman di Studio Hanafi yang siap buatkan klip peran, di mana bila pengunjung menginginkan, akan dibimbing untuk dapat mengekspresikan sebuah peran singkat secara teatrikal. Dan tentunya teman-teman yang biasa memasak dapat membawa makanan besar dan kecil untuk berbagi dengan teman lainnya. Saling mencicipi. Bergotong royong dalam hal apapun, termasuk cemilan.
Mestinya bisa seru +D
Bayangannya..
Di akhir bulan Juli 2016, dana yang dibutuhkan dapat terkumpul. Ini untuk mendapat kepastian tentang jadi atau tidaknya ‘lucu-lucuan’ kita bersama. Dengan kepastian itu, saya akan memohon izin ke pihak Galeri Nasional. Bila jadi, jadwalnya kurang lebih seperti berikut ini;
Rabu-Sabtu, 10-13 Agustus 2016
Proses instalasi, penggarapan seni pada komidi putar dan persiapan materi berbagi dll.
Sabtu dan Minggu, 13-14 Agustus 2016
Kegiatan teater, pemutaran film pendek, dan kuis melalui, misalnya #17an_di_GALNAS
Rabu, 17 Agustus 2016
Kegiatan komedi putar menolak lupa.
Sabtu dan Minggu, 20-21 Agustus 2016
Kegiatan teater, pemutaran film pendek, dan kuis melalui media sosial.
De-instalasi Komedi Putar.
Kegiatan 17-an di Galeri Nasional Indonesia bisa menjadi satu di antara banyak titik keriaan yang artistik bagi warga urban untuk bergembira bersama dan berbagi cerita mengenai sejarah dan seni negara Indonesia.
Sekedar informasi, di samping pameran tetap koleksi Galeri Nasional Indonesia, di minggu-minggu itu akan ada dua pameran temporer. Di Gedung A akan ada pameran koleksi istana presiden Indonesia. Di Gedung B ada pameran Tjergam Taroeng Studio 6. Jadi akan seru bila komedi putar yang akan berada di luar gedung ini dapat mengaitkan berbagai cerita yang ada diruang pamer di dalam gedung.
Para pengunjung yang berumur muda, diharapkan akan melakukan penyebaran cerita dengan foto-foto yang diunggah melalui telepon genggam masing-masing. Berbagi cerita mengenai proklamasi 17 Agustus 1945 dan seni yang terkait dengan peristiwa itu. Foto-foto dan cerita akan tersebar di media sosial, menjadi media penyebaran ilmu.
Untuk menambah keriaan, para pengemudi bemo Karet Tengsin dapat diajak serta untuk menyelenggarakan sititur (city tour), misalnya: keliling Gambir, Menteng Raya, Cikini, Gondangdia.
Ada yang mau ikut patungan?
Sebagai gambaran..
Biaya sewa komidi putar dari pak Sarno itu Rp 15 juta untuk tiga minggu.
Biaya cat, kuas, dan material lain, upeti satpam tiga minggu agar tersenyum, dll. anggap saja, Rp 5 juta.
Bila ingin ajak kelompok musik, konsumsi, transportasi, dll ya pastinya membutuhkan dana tambahan.
Intinya, dengan Rp 20 juta, keriaan yang minimalis itu akan dapat mulai digulirkan. Bila ada 200 teman yang masing-masing patungan Rp 100 ribu, maka bisa jadilah bersama-sama kita buat sesuatu untuk ikut merayakan hari proklamasi kemerdekaan negara ini.
Bila ingin mendukung dalam bentuk selain uang, sila kirimkan gagasanmu. Atau bagi yang ingin ikut repot mempersiapkan komedi putar sehingga makin ciamik, sila email juga data dirimu.
Bagi para akademisi (dosen dan/atau mahasiswa) yang terlibat, dapat memperoleh sertifikat akademik, bila diinginkan.
Tertarik untuk urun dana?
Mari patungan! Kirimkan dananya ke rekening di BCA atas nama Yayasan Pikir Buat Nusantara dengan nomor 5265313598. Besarnya terserah dan akan saya cantumkan di situs ini juga laporan keuangannya. Bukti transfer beserta informasi nama dan nomor telepon genggam mohon diemailkan ke rico@aikon.org. Bila dana yang terkumpul sampai akhir bulan Juli 2016 tidak mencapai target, maka dana tersebut akan dikembalikan.
Untuk pertanyaan dan masukan dapat dikirimkan ke rico@aikon.org.
Semoga keriaan bersama merayakan hari proklamasi kemerdekaan ke-71 negara kita, sambil mengingat serunya pasar Gambir dulu itu, akan terealisasi.
Leave a Reply