Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1995_akhir Juli_Edisi 025_:
Satu tahun sudah AIKON berjalan

Dalam damai bayi-bayi lahir dari rahim ibunya, dalam perang dia membunuh sesamanya. Dalam perang jumlahnya berkurang dan dalam damai jumlah yang lahir dikontrol melalui keluarga kecil di dalam rangka menciptakan keluarga yang bahagia. Walaupun kebahagiaan itu kini sulit dicari. Hanya melalui ilmu, iman dan amal saja baru didapat apa  kebahagiaan sebenarnya. Tanpa ilmu kreatifitas menjadi miskin, tanpa iman kreatifitas akan kering dan tanpa amal kreatifitas tidak memperoleh berkah-Nya. Lalu berapa banyakkah kreatifitas dari beberapa banyak manusia yang lahir, dan berapa banyaknya dari beberapa banyak manusia yang masih memiliki kreatifitas untuk dilahirkan.

Dalam hal ini tanpa mengontrol jumlah kelahiran kreatifitas itu saja jumlah kreatifitas itu sendiri masih sangat terbatas apalagi dengan mengontrolnya. Tentunya kita tidak mengetahui akibat apa dan bagaimana yang nantinya akan terjadi. Untuk itulah sekarang sudah tidak perlunya dan bukan waktunya lagi membunuh dan membatasi bayi-bayi kreatifitas yang lahir

Apalagi yang sudah dewasa dan bermanfaat bagi banyak orang. Yang diperlukan kini adalah hanya dengan memberikan saran dan kritik saja ke dalamnya. Sebab saran dan kritik adalah susu dan cinta bagi si bayi. Di mana keduanya dapat memberikan kekuatan bagi jalannya bayi dan perjalanannya sebagai manusia.

AIKON seperti juga bayi itu, bayi kreatifitas yang baru saja lahir dan pada 22 Juli ini, maka satu tahun sudah dia berjalan dari lemah tidurnya dan menjalankan fungsinya selaku media “alternative”, Sebagai media “alternative” tentunya tidak ingin berhenti hanya sampai di situ saja. Sebab kalau hanya itu, maka media ini dapat terjebak ke dalam media kalender acara. Untuk itulah dibutuhkan juga “nuansa”. Dan nuansa itu dapat dijumpai pada wawasannya yang mengacu dan peduli ke dalam persoalan ‘lingkungan bidup”di mana kita berada. Coba’ perhatikan kertas yang digunakan sebagai mediumnya, yaitu kertas yang merupakan hasil I daur ulang” dari kertas-kertas sebelumnya. Belum lagi dalam rubric what’s on terutama sekali sering secara intervensi diperkaya oleh sisipan, salah satunya seperti amanat Broutos Broutos Ghali (21 april 1995) di depan Forum Nasional Lingkungan Hidup Kawula Muda Indonesia (AIKON No. 22) juga bagi-bagi perhatian untuk (lebih kurang) 2.000 penghuni Kebun Binatang Ragunan (AIKON No. 24), dan masih banyak lagi yang lainnya baik sebelum maupun sesudahnya. Dan spesialisainya secara fungsional dalam soal lingkungan hidup terutama sentuhan-sentuhan pada pikiran kita untuk lebih “berakal” di dalam berlingkungan hidup.

Artinya “evolusi” yang ada pada sifat alam selalu tidak seimbang dengan “revolusi” yang ada pada sifat manusia. Sifat revolusi ini kentara pada keterburu-buruannya dan selalu tidak sabaran, dengan begitu manusia selalu jatuh pada kebodohannya dan selalu tidak sabaran, dengan begitu manusia selalu jatuh pada kebodohannya. Kebodohan untuk mengeksplotisir (revolusi) alam yang memiliki keterbatasan di dalam memulihkan kembali luka-luka yang diderita sebagai hasil keserakahan dan kerakusan amnesia, sedangkan usaha manusia untuk membantu memulihkan luka-luka itu media sangat terbatas dan kecil kesadaran dan usahanya, maka dengan begitu usaha dan peduli secara operasional di dalam memperbaiki luka-luka pada lingkungan hidup (alam) tentunya tidak pernah mengenal lelah dan berhenti hanya pada satu generasi saja, tetapi juga tongkat etiketnya harus terus dilanjutkan kepada generasi berikutnya dalam arti yang lebih besar lagi.

Sedangkan nuansa lahirnya, yaitu penekanannya pada kemasan media ini terutama pada keberaniannya untuk menghindari dari desain yang konvensional, sehingga secara psikologi tidak lebih untuk terus mengikuti dan menyimak isi-isinya. Belum lagi front covernya selalu mengalami perubahan yang terus menerus, dari beberapa kali dijumpai reproduksi lukisan-lukisan dan patung dari seniman yang serius di dalam acuan-acuan seninya, yang terbukti pada konsep dan pandangan-pandangannya misalnya seperti yag terdapat dalam cover storinya. Di samping itu keinginan yang lebih besar lagi yaitu adanya usaha untuk membuka diri dari masukan pemikiran dalam soal-soal seni dan ruang lingkungannya disediakan untuk pembaca AIKON dan merupakan subyek keberadaan kolom yang hidup dan tanpanya ini belum dimanfaatkan oleh para seniman yang memiliki pemikiran-pemikiran bagus di dalam, bidang dari ruang dunianya secara maksimal.

Sebagai penutup saya ucapkan Selamat Ulang Tahun untukmu AIKON, mudah mudahan segala harapan, obsesi dan cita-citamu yang lain di dalam gudang pikiranmu segera dapat diwujudkan.

S.PISADE (AlternatifStudio)
Cilandak, 11 Juli 1995

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *