Selasa, 3 Juni 2008, di halaman muka koran Kompas, presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ‘ Negara Tidak Boleh Kalah’.
Konteksnya adalah soal penegakan hukum atas kericuhan di Lapangan monas, Jakarta. Front Pembela Islam atau ‘laskar’nya melakukan kekerasan terhadap kegiatan kelompok lintas agama yang mendukung kebebasan warga negara dalam beragama. Aliran Ahmadiyah adalah sebuah pilihan bagi sebagian rakyat muslim Indonesia. Ia dianggap menyalahi agama Islam, sehingga negara diminta untuk melarangnya.
Beberapa minggu kemudian, negara, melalui wakil presiden jusuf Kalla, menyatakan kalah. Negara ‘melarang’ Ahmadiyah. Republik Indonesia tanpa malu-malu menyatakan bahwa agama berkuasa di atas hukum. Negara sudah dikalahkan. Hiks..
Aku buat ini..
asyik, dangdut pisan euy…! ayo buat sticker nya, kita saweran.
ayuuuh.. hihi
makanya belajar agama dulu mas, jangan desain melulu.. udah desainnya jelek, konsepnya jg dangkal
Hihi.. thx atas komentarnya, Aldi..
omong2, saya sedang kritik negara kita ini.. kok malah diusulkan belajar agama?
haha
bagaimana mungkin kawan Aldi menilai konsepnya dangkal? Tampaknya memang tidak ada konsep. Saya tidak membaca ada konsep yang diposting di pengantar desain itu. Di Negeri ini konsep adalah barang mewah: Pemerintah SBY JK mengurus agama tidak pakai konsep, tapi berdasarkan interest politik, apalagi menjelang Pemilu (maka akibatnya lahirlah SKB ttg Ahmaddiyah). Pemerintah SBY JK mengurus pendidikan dari sudut Politik, maka lahirlah sistem UN. Negeri yang aneh!
thx Adit..
Memamng mengerikan, sewaktu negara dipimpin oleh orang-orang (yang menjadi) aneh.. hihi