Berpikiran terbuka itu konon menyehatkan jiwa.

1997_akhir Januari_Edisi 061_rupa-rupa:
Apa rasanya memperoleh Pulitzer dalam usia 22 tahun?

Tumbang sudah mitos bahwa usia muda identik dengan kurang pengalaman untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Stephane Welsh membuktikan dengan Pulitzer di tangannya.

Jawaban dari Stephane Welsh atas keberhasilanya memperoleh penghargaan tertinggi untuk karya foto jurnalistik. Karya Welsh adalah cerita dari upacara inisiasi dalam bernama Seita, yang menjalani upacara sunat sebagai bagian dari upacara inisiasi dalam masyarakat Kenya Utara. Diperlukan waktu sekitar dua minggu untuk menghasilkan rangkaian gambar yang kemudian dipublikasikan oleh Newhouse News Service pada bulan Agustus 1995 ini

Julia Lieblich, yang menjadi penulis artikel bagi karya Welsh, mengingat wanita muda yang saat ini bekerja di Palm Beach Post ini sebagai mahasiswa pada umunya pada saat pertama kali mereka bertemu.

Dengan rambut coklat yang panjang dan T-Shirt longgarnya, Stephanie terlihat seperti mahasiswa pada umumnya. Sekalipun ia mudah untuk tertawa, saya melihat bahwa dia memiliki sikap yang jarang dimiliki oleh wanita seusianya.

Menyertai keberhasilan Welsh, majalah Amerika Photo kemudian meminta Lieblich untuk melakukan wawancara dengannya. Dalam wawancara tersebut, Welsh menggungkapkan bahwa keberhasilannya seringkali membuatnya gusar.

Kemenangan merupakan hal yang sangat menyenangkan. Tapi, saat itu saya tidak menyadari bahwa kemenangan dapat pula membuat hidup saya terganggu. Beberapa teman baik saya turut merasakan kegembiraaan itu dan kemudian kembali normal. Namun banyak orang yang tidak dapat melakukan hal itu. Ketika saya membuat foto-foto yang buruk, mereka berkata bahwa saya tidak akan memperoleh Pulitzer setiap hari. Tentu saja ungkapan itu sama artinya dengan tidak layaknya Pulitzer tersebut saya miliki. Menurut pendapat saya, saat ini karya foto jurnalistik menjadi sangat terfokus pada kegiatan kompetisi. Masyarakat menjadi lebih mementingkan penghargaan dari pada cerita yang ingin disampaikan dari sebuah karya foto, tutur Welsh, yang mengaku sangat menentang diadakannya upacara sunat bagi kaum wanita di msyarakat manapun.

Sumber: American Photo, September/October 1996

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *